Sepertinya pandemi covid-19 ini seakan tidak memiliki sekat lagi. Hal ini ditandai dengan naiknya kasus terkonfirmasi positif covid-19. Hingga saat ini jumlah kasus positif covid-19 sudah mencapai 1.066.313 kasus dengan jumlah pasien yang sembuh sebanyak 862.502 jiwa dan meninggal 29.728 jiwa.
Kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat, ternyata tidak mampu untuk membendung naiknya lonjakan kasus positif corona. Masih kurangnya kesadaran masyarakan akan pentingnya disiplin untuk tetap menjalankan protokel kesehatan dalam cara memutus rantai penyebaran menjadi salah satu biang masalah.
Program vaksinasi yang sudah dimulai dan akan dilaksanakan bertahap seakan menjadi harapan untuk memutus mata rantai penyebaran dan asa bagi berakhirnya pandemi ini. mulai dari perdebatan uji klinis dan efektivitas dari vaksinasi ini turut mewarnai riuhnya diruang publik berhasil tidaknya program ini dijalankan oleh pemerintah.
Semuanya berkelindan bahwa pandemi ini sepertinya hal yang mudah-mudah susah untuk diselesaikan oleh semua para stakesholder di negeri ini.
Walau program vaksinasi sudah dilaksanakan dan akan diselesaikan secara bertahap bagi masyarakat indonesia, tetap disiplin menjalankan protokel kesehatan untuk menjaga tidak terjadinya lonjakan kasus yang positif covid-19.
Berbicara covid-19, apabila di lihat dari gejala pasien yang terkonfirmasi kasus, seseorang itu bisa mengalami kasus positif covid-19 yang berbeda-beda dimana ada yang mengalami dengan gejala ringan, sedang bahkan hingga berat. Mungkin pasien dengan gejala berat ini penanganannya harus dengan perawatan di rumah sakit.
Bagi pasien yang terkonfirmasi covid-19 dengan gejala ringan, misalnya demam sedang yang tidak berlangsung lama, hingga hilang rasa penciuman dan pengecapan, mungkin tidak perlu perawatan di rumah sakit dan dianjurkan oleh dokter cukup isolasi mandiri di rumah dan memisahkan diri dengan anggota keluarga yang lain agar tidak menularkan paparan virus.
Selain juga tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker. Pasien yang melaksanakan isolasi mandiri akan dianjurkan oleh dokter untuk mengkonsumsi banyak vitamin untuk menaikkan imun atau daya tahan tubuh. Juga mengkonsumsi sayur yang banyak minimal 2 ons dan banyak makan buah.
Selain dari konsumsi vitamin, sayuran dan buah sebagai sumber daya tahan tubuh, pasien covid-19 isolasi mandiri dengan gejala ringan juga dianjurkan untuk memiliki alat namanya "Oximeter". Penggunaan Pulse Oxymeter ini merupakan rekomendasi dari organisasi WHO untuk dipergunakan bagi pasien corona yang melaksanakan isolasi mandiri.
Lalu Apa itu Oximeter bagi Pasien Corona Isolasi Mandiri?
Pulse Oxymeter adalah Alat yang digunakan untuk mengukur kadar oksigen dalam darah tanpa menimbulkan rasa sakit. Dalam kondisi normal, kadar oksigen dalam darah berada di atas 90.
Melansir Healthline, oximeter bisa digunakan untuk mengetahui tingkat oksigen di dalam darah seseorang. Selain itu, oximeter mampu mendeteksi seberapa efisien kadar oksigen yang dikirimkan ke bagian tubuh yang paling jauh dengan jantung.
Yang perlu diwaspadai adalah mendeteksi secara dini apa yang dikatakan dengan Happy Hypoxia. Itu mengapa alat ini penting untuk digunakan mengetahui seseorang pasien isolasi mandiri itu mengalami hipoxia atau tidak.
Happy hypoxia adalah penurunan kadar oksigen dalam darah. Kondisi tersebut membuat seseorang mengalami masalah dalam pernapasan berupa sesak napas atau dispnea. Atau bisa dikatakan bahwa kadar oksigen dalam darah berada dibawah angka 90.
Hypoxia adalah kondisi yang sangat berbahaya. Tanpa oksigen yang cukup, otak, ginjal dan berbagai organ dalam tubuh dapat rusak hanya dalam beberapa menit setelah gejala dimulai. Bila kadar oksigen dalam darah terus menurun, organ-organ tersebut dapat mati dan hal ini mengancam jiwa.
Studi terbaru dari Loyola University Health System, yang ditulis Science Daily mengungkapkan fakta, pengidap COVID-19 yang mengalami happy hypoxia masih bisa beraktivitas tanpa masalah dan tidak mengalami sesak napas.
Nah, berdasarkan penjelasan singkat di atas, penting bagi pasien isolasi mandiri untuk memiliki alat ini demi mendeteksi dini seseorang itu mengalami hipoxia atau tidak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H