Mohon tunggu...
Hery Sinaga
Hery Sinaga Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Negeri Sipil

-Penulis konten -saat ini sedang suka-sukanya menggeluti public speaking -Sedang menyelesaikan buku motivasi -karya novel : Keluargaku Rumahku (lagi pengajuan ke penerbit)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Don't Work Too Hard, Hidup Bukan Melulu Soal Bekerja

14 Januari 2021   22:53 Diperbarui: 15 Januari 2021   06:18 1574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ungkapan judul di atas ada benarnya juga. kita terkadang ditipu oleh keadaan untuk bekerja keras dengan mengabaikan keseimbangan kehidupan. Selama kita hidup memang benar kita harus bekerja, tapi kita perlu ingat juga bahwa hidup bukan melulu soal bekerja.

Kalau kita berangkat dari awal mula penciptaan, ketika manusia diciptakan sebagai pengisi alam semesta ini, manusia harus bekerja supaya dia bisa melanjutkan hidup.

Supaya bisa makan, ya kita harus bekerja. Kalau tidak bekerja, ya tidak bisa makan. Kira-kira begitu teorinya.

Namun seiring berjalannya waktu sejak mula penciptaan, orientasi itu sudah mengalami pergeseran yang sangat jauh sekali. Bekerja tidak lagi soal untuk makan agar bisa bertahan hidup. Namun bekerja adalah segalanya.

Segalanya di sini dalam arti untuk memenuhi kebutuhan tidak hanya makan, tetapi kebutuhan akan rumah, mobil, kendaraan, biaya rekreasi, shoping dan lain sebagainya.

Segala tuntutan kebutuhan bahkan yang belum penting sekalipun sebisa mungkin kita capai. Tidak ada cara lain selain daripada "work hard", namun tidak melengkapinya dengan "play hard" sebagaimana istilah yang familiar bagi orang luar.

Menghabiskan waktu setiap harinya dengan bekerja di kantor dengan durasi 40 jam selama 5 hari dalam seminggu sebagaimana aturan yang diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan menjadi keharusan bagi setiap pekerja tanpa terkecuali.

Belum lagi kalau ada pekerjaan tambahan hingga memaksa seorang pekerja itu harus bekerja lembur sampai malam. Waktu semakin tersita untuk pekerjaan, dan mengambil porsi waktu bagi kebutuhan yang lain.

Kondisi-kondisi seperti ini merupakan sebuah bentuk disorientasi akan hakekat daripada hidup. But, semua ini kembali lagi kepada pribadi individu-individu bagaimana memaknai hidup seperti apa.

Di satu sisi, sebagai contoh orang-orang sukses di dunia, pasti untuk mencapai kesuksesan itu tidak dengan perjuangan yang mudah. Bahkan harus dengan bekerja dengan keras dan gigih tanpa kenal lelah.

Di sisi yang lain juga, penting untuk memperhatikan masalah kebutuhan kebahagiaan jiwa (rasa dan karsa) agar tidak mengalami disrupsi atau gangguan. Karena dalam kehidupan ini, keseimbangan ini perlu dicapai sehingga tercipta satu kebahagiaan yang sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun