Sejak dilantik menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mencetuskan konsep wisata untuk para pekerja yakni Work From Destination yang memungkinkan para pekerja di sektor digital yang tinggal di kota besar seperti Jakarta dan Bandung, bekerja di daerah wisata.
Sandiaga Uni menyampaikan konsep WFD dalam sebuah acara webinar economic outlook KAHMIpreneur 2021, 3 Januari 2021 yang lalu.
Sebagai Menteri yang membidangi pariwsata dan ekonomi kreatif, memang dituntut untuk memiliki sebuah terobosan atau ide dalam memajukan sektor pariwasata yang sedang mengalami kelesuan sebagai akibat dari pandemi covid-19.Â
Karena selama pandemi, kunjungan wisatawan asing amblas hingga 74,7% dibandingkan 2019 yang mencapai 12 juta orang menjadi 3,56 juta orang. Devisa yang dihasilkan pun turun menjadi US$ 3,54 miliar dari US$ 16,9 miliar pada tahun 2019.
Tentu ini menjadi perhatian pemerintah khususnya kementerian pariwasata dan ekonomi kreatif, bagaimana upaya yang dilakukan untuk menggenjot kunjungan wisatawan manca negara maupun domestik sehingga berdampak terhadap peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat di sekitar daerah wisata.
Karena sektor parawisata merupakan sektor yang mudah untuk membuka lapangan kerja serta murah yang memberikan kontribusi sebesar 4,80 persen terhadap produk domestik bruto atau menyumbang devisa sebesar Rp. 280 triliun pada tahun 2019 atau meningkat dari tahun 2018 sebesar Rp. 270 triliun.
Sebuah ide atau konsep boleh dan sah-sah saja besar dan bahkan terlalu mengada-ada, namun yang paling utama adalah implementasi atas ide tersebut. Karna selama ini, negara kita terlalu banyak ide yang bagus namun minus di level eksekusi.Â
Banyak hal yang membuat pada tahap level eksekusi semua program ide, gagasan maupun rencana konsep yang awalnya bagus, namun selalu tidak berhasil atau mandek.
Banyak faktor memang yang membuat setiap ide itu tidak sempurna atau tidak berhasil ketika sudah tahap eksekusi.
Konsep WFD atau Work From Destination yang di cetuskan pada prinsipnya adalah baik dan bisa dianggap sebuah terobosan, karena sebagaimana di utarakan oleh Wakil Menteri Parekraf, Angela Tanoesoedibjo, dalam perbincangan dengan Asian Development Bank menyebutkan bahwa hampir 80 persen staf mereka yang ekspatriat kini bekerja di Bali.
Ini sebuah preseden baik bagi potensi pengembangan wisata indonesia untuk menggenjot jumlah kenaikan kunjungan wisata untuk menerapkan konsep WFD dimaksud.
Keberhasilan konsep ini perlu didukung oleh para stakeholder terkait yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku wisata, masyarakat dan elemen-elemen lainnya.
Berbicara dengan daerah tujuan wisata, pemerintah telah menetapkan 10 KSPN (Kawasan Strategis Parawisata Nasional) atau 10 Bali baru sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 yaitu Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Morotai (Maluku Utara), Pulau Komodo-Labuan Bajo (NTT), Taman Nasional Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Danau Toba (Sumatera Utara), Bromo-Tengger Semeru (Jawa Timur), Mandalika Lombok (NTB) dan Tanjung Lesung (Banten).
Untuk pembangunan pengembangan Danau Toba sebagai KSPN Destinasi Wisata Super Prioritas diperkirakan akan selesai pada akhir 2020. Pemerintah Pusat telah mengalokasikan anggaran senilai Rp 1,5 triliun yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur seperti sumber daya air, jalan dan jembatan, permukiman, serta perumahan.
Dengan ditetapkannya Danau Toba sebagai KSPN destinasi wisata super prioritas, sinergitas Pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus dilaksanakan dengan baik. Daerah kabupaten yang berada dikawasan Danau Toba diharapkan dapat mengeluarkan kebijakan yang linier dengan kebijakan pemerintah pusat.
Pengembangan kawasan Danau Toba akan didasarkan pada tiga faktor utama. Ketiga faktor tersebut yaitu atraksi, aksesibilitas, dan amenitas (3A).
Dari sisi atraksi, pengembangan dilakukan dengan mengacu pada standar kualifikasi sertifikasi UNESCO Global Geopark (UGG). Kemudian akan dibangun 16 Geosite yang tersebar di seluruh kabupaten di sekitar Danau Toba. Disamping itu juga akan dibangun 10 desa wisata di Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba dan Kabupaten Tapanuli Utara.
Sedangkan untuk aksesibilitas, Bandara Silangit di Siborong-borong harus terus ditingkatkan. Yang dahulu hanya berkapasitas 100.000 kunjungan per tahun, sekarang diminta agar kapasitas ditingkatkan menjadi 500.000 per tahun.
Sementara dari sisi Amenitas, peran masyarakat maupun swasta dalam memberikan sumbangsih atau kontribusi untuk menginvestasikan dalam pembangunan hotel ataupun penginapan (home stay) yang nyaman dan menarik dikunjungi oleh wisatawan sangat diharapkan. Terlebih putera daerah yang sukses di kota-kota besar agar mau memberikan niatnya untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan danau toba.
Dan bukan hanya danau toba, banyak daerah wisata di indonesia yang dapat dijadikan sebagai daerah wisata untuk mendukung konsep Work From Destination yang dicetuskan oleh Menteri Parekraf Sandiaga Uno.
Keberhasilan dari konsep WFD ini bergantung kepada peran serta para stakesholder untuk mengambil peran dan melaksanakan perannya masing-masing dengan sebaik-baiknya dengan mengabaikan ego sektoral diantara lintas kementerian maupun pemerintah pusat dengan daerah.
Kebijakan penerapan protokol kesehatan dan program kementerian parekraf yaitu sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environment Sustainability) selama masa pandemi merupakan salah satu unsur pelayanan yang berkualitas yang wajib dan paling utama untuk dilakukan oleh para pelaku usaha wisata sehingga memberikan dan membangkitkan kepercayaan dari wisatawan.
Dan juga tidak kalah penting adalah karakter dari masyarakat yang ada didaerah wisata agar dapat memberikan kenyamanan kepada para wisatawan sehingga mereka mau datang dan betah dalam menjalankan wisata sambil bekerja atau Work From Destination.
Penerapan Work From Destination (WFD) dapat dikatakan sebagai sebuah terobosan dan inovasi atau sebuah utopia bergantung kepada keberhasilan penerapannya meningkatkan jumlah wisatawan domestik maupun mancanegara dan berhasil meningkatkan devisa dari sektor pariwisata.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI