Mohon tunggu...
Hery Setiawan
Hery Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN KHAS JEMBER

Inshaallah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menaati Peraturan Hal yang Penting dalam Menuju Persatuan Indonesia

14 November 2021   19:46 Diperbarui: 14 November 2021   19:50 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sila ke-tiga "Persatuan Indonesia

Sila ke-tiga adalah Persatuan Indonesia yang mengandung makna persatuan dan kesatuan dapat membuat bangsa tetap utuh dan tidak terpecah belah. Untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah seharusnya sesama bangsa Indonesia saling bekerja sama dan bergotong royong dalam kehidupan bermasyarakat.

Contoh kasus

Satgas gotong royong di desa adat buleleng masih menemukan masyarakat yang tidak  mengenakan masker. Temuan ini didapat satgas saat melakukan pengawasan penerapan protokol kesehatan ditempat ibadah maupun tempat umum yaitu di wewidangan Desa Adat Buleleng. Pada Rabu 10 November kemarin, satgas gotong royong  sengaja melakukan pemantauan penerapan protocol kesehatan. Seiring dengan hari raya galungung satgas juga  mengerahkan pecalangan di seluruh banjar adat pakraman guna membantu proses pengawasan. Ada beberapa lokasi yang menjadi titik pemantauan satgas gotong royong. Diantaranya Pura Desa Adat Buleleng, dan Pura Agung Jagatnatha.

Ketiga lokasi itu biasanya menjadi pusat krumunan masyarakat pada hari raya. Ketua satgas gotong royong  desa adat buleleng Ketut Wiratmaja mengatakan, antusiasme masyarakat melakukan persembahyangan pada hari raya galunggung sangat tinggi. Pihaknya melakukan pengawasan, agar tidak terjadi kerumunan, tidak ada larangan masyarakat melakukan persembahyangan. Masyarakat tetap boleh bersembahyang, hanya saja tida ada persembahyangan bersama pemangku. Jadi begitu datang, silahkan melakukan persembahyangan sendiri-sendiri. Tidak menunggu rombongan sampai pura penuh, kata Wiratmaja.Menurutnya umat dapat memahami hal tersebut. Buktinya umat tetap mendatangi pura dan melakukan persembahyangan secara mandiri. Tanpa harus menunggu instruksi dari pemangku pura.

Di sisi lain, satgas masih menemukan adanya masyarakat yang enggan mengenakan masker. Wiratmaja menyebut jumlahnya tak lebih dari 10 orang.

Masyarakat tersebut langsung diberikan edukasi oleh satgas. Ia juga diberikan masker."Kami lebih mengedepankan edukasi pada masyarakat. Sehingga mereka paham terkait pencegahan pandemi.Meski saat ini pandemi sudah jauh melandai, kami harap masyarakat tidak lengah," tukas Wiratmaja.

Menurut saya dengan adanya Satgas Gotong royong atau pun pihak lain masih menemukan oknum dari warga , setidak nya bisa menyadarkan warga akan adanya penyakit covid 19.

Banyak warga yang enggan menggunakan masker, Pastinya jika ditanya "Mengapa tidak memakai masker?" yang pasti jawabannya menggelitik dan juga membangkitkan amarah, entah mereka yang lalai atau enggan memakainya. Dibalik hal itu juga pasti ada oknum yang mencuri keuntungan, dalam menjual masker dengan harga tinggi, juga ada yang mencuri lalu dijual kembali. Hal ini sangat merugikan masyarakat yang lain, juga tidak mentaati peraturan yang tertulis.

Dalam beribadah mereka juga terganggu dan tidak nyaman karena pandemi ini perlu waspada yang tinggi,oknum yang melanggar dan ogah-ogahan dalam memakai masker, hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi mereka yang melaksanakan ibadahnya di pura

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun