Menanggapi pertanyaan Bu Salma, Ernia salah satu perwakilan dari tim KKN Banjaretno, menjelaskan bahwa "jadi pupuk yang telah dibuat, harus dibuang gasnya setiap hari dengan cara membuka tutupnya lalu diaduk menggunakan pengaduk, pembuangan gas ini dilakukan agar gasnya tidak tertimbun dan mempengaruhi proses fermentasi."
Sosialisasi dan demonstrasi ini mendapat respons positif dari ibu-ibu Dusun Tidaran.
Mereka menyatakan kesiapannya untuk mencoba dan mengadopsi metode baru ini dalam kegiatan bertani mereka sehari-hari.
Dengan adanya dukungan penuh dari pemerintah desa dan para warga Dusun Tidaran, diharapkan Desa Banjaretno dapat menjadi contoh sukses dalam penerapan pertanian organik yang berkelanjutan.
Mereka berharap dengan keberhasilan program ini, dapat meningkatkan kualitas hidup para petani serta kesehatan dan produktivitas lingkungan pertanian di Desa Banjaretno.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H