Jatuh cinta paling dalam adalah ketika cinta bersemayam pada diri kita sendri, dan disitulah mabuk cinta bisa dirasakan oleh relung hati dan pikiran. Aku percaya bahwa jatuh cinta terhadap diri sendiri adalah anugerah Tuhan yang paling ageng nan agung, ketika insan manusia mencintai dirinya sendiri, maka Tuhan menjauhkan ia dari rasa sakit hati dan rasa kekecewaan terhadap seseorang.Â
Sebelum aku jatuh cinta kepada diriku sendiri, aku adalah manusia yang butuh akan dicintai dan mencintai, disayangi dan menyayangi, butuh akan kasih sayang, butuh akan suka, dan duka namun, setelah aku mencintai dan dicintai menurutku cinta itu fana, tak kekal, dan tak abadi, setiap manusia pasti pernah mencintai makhluk lainnya bahkan makhluk yang tak bernyawapun bisa dicintai oleh manusia. Cinta itu tumbuh sementara, tak ada kemurniaan di dalamnya. Hari ini kita bisa mencintainya, namun besok atau lusa kita bisa membencinya atau sebaliknya, hari ini kita dicintai mungkin besok atau lusa kita akan dibenci, ya itulah cinta.
Cinta yang baik adalah mencintai diri sendiri terlebih dahulu, karena aku percaya jodoh, mati, dan rezeki ada ditangan Tuhan. Bagaimana kita bisa mencintai makhluk lain sedangkan kitapun seorang makhluk Tuhan yang belum dicintai oleh diri kita sendiri. Aku mencoba mendapatkan cinta yang abadi dan mencoba menemukan cinta yang paling murni lewat cinta akan diri sendiri. Melalui doa dan usaha aku ingin mendapatkan dambaan hati yang mencintai dirinya sendiri dan mencintai pula diriku, aku yakin Tuhan yang Maha melihat akan melihat usahaku dan Tuhan yang Maha mendengar akan mendengar doaku.
Saat malam yang sunyi dimana orang-orang lebih memilih mengistirahatkan diri, aku bertahajud agar doaku terwujud, aku berdzikir agar usahaku menemui akhir, aku sembahyang malam mencoba berkomunikasi dengan Tuhan lewat doa dan dzikir, lewat usaha dan berpikir. "Tuhan aku telah mencintai hambamu yaitu diriku sendiri, maka kirimkan hambamu yang lain untuk saatnya mencintaiku" doaku khusu dalam diamnya malam saat diriku berada dalam kesuciaan air wudhu. Setiap malam aku selalu melakukan seperti itu, berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan hingga aktivitas berdoa dan dzikir malam menjadi ritualitas untuk diriku sendiri.
Disuatu hari aku bertemu dengan wanita malam yang sedang kebingungan, tak tahu harus kemana dan bagaimana. Saat aku bertanya padanya, ia menjawab "aku habis kena tipu pelangganku, perhiasan dan Handphoneku dirampas juga" ujarnya sambil menangis. Aku tak tega melihatnya, bagaimana jikalau diriku yang ada diposisi dia, tak banyak pikir aku langsung mengajak dia dan membawanya ke sebuah tempat, dimana konon tempat itu keramat jika kita meminta sesuatu, yaitu tempat Tuhan sebuah Mushola. Di Mushola yang tak jauh dari tempat sebelumnya ia menangis, ia kebingungan mengapa dirinya dibawa ke tempat tersebut namun, ada maksud dariku mengapa aku membawanya ke tempat tersebut, karena Mushola adalah tempat sebaik-bainya orang-orang yang bersalah dan Mushola juga tempat untuk orang-orang yang ingin berubah, aku ingin dia mengakui keselahannya, menjadi pelacur atau wanita malam bukan jalan yang benar dan aku ingin dia berubah menjadi hamba yang taqwa yang di ridhai oleh Tuhan melalui jalan yang benar. Aku mengajak dia agar mau melakukan sembahyang malam yang sudah menjadi ritualitas diriku. Sempat ada penolakan darinya, karena ia merasa tak pantas berada di tempat tersebut dan ia pun malu akan dirinya namun, setelah aku berucap padanya bahwa malu itu adalah hak asasi manusia, malu juga adalah sebagian kewajiban manusia, bayangkan bagaimana jikalau manusia tak punya rasa malu.Â
Pun Tuhan tak akan pernah marah kepada makhluknya yang ingin berubah, toh marah itu membawa kebaikan dan peradaban serta membawa perubahan dan pembaharuan selanjutnya, ketika Tuhan marah terhadap Adam, maka diturunkanlah Adam ke bumi dan membuat peradaban, ketika Siddharta Gautama seorang anak dari keluarga Hindhunisme marah kepada ayahnya karena tak diperbolehkan melihat dunia luar, maka Siddharta Gautama keluar dari istana dan membawa peradaban baru yaitu agama Budha, ketika Rahwana marah kepada Sinta karena ditolak cintanya, maka terjadi pula sebuah peradaban baru, ketika kaum Katholil marah karena berbeda pandangan dengan kaum Protestan, maka lahirlah agama baru, ketika kaum Khawarij marah kepada Ali Bin Abi Thalib lalu membunuhnya karena tak ingin dipimpin olehnya, maka munculah peradaban baru dalam dunia Islam. Marah itu sebenarnya membawa kebaikan dan perubahan, yang tak boleh itu amarah, karena dengan amarah semua akan hancur. Setelah aku banyak menasehatinya, dia pun mau untuk sembahyang malam serta meminta ampun kepada Tuhan.
Beberapa minggu setelahnya, ketika aku berjalan mencari makan untuk makan siang, seorang perempuan dengan jubah dan cadar yang menutupi sebagian wajahnya menghampiriku dan bertanya soal kabar, aku tak kenal dengan dia, bahkan aku belum pernah bertemu dengan dia sebelumnya. Saat dia menjelaskan bahwa ia adalah perempuan yang diajak sembahyang tahajud pada malam itu. Sontak diriku tak percaya, mustahil untuk dibayangkan oleh nalarku, bagaimana bisa dia berubah drastis secepat itu. Lalu tak lama dari ketidakpercayaanku itu aku mengajak dia untuk makan siang, kebetulan ia pun belum makan siang. Saat di tempat makan siang aku takjub dengan dirinya, dan dari situ aku mulai mendekati dia, karena ingin tahu bagaimana dan mengapa dia bisa berubah secepat itu.
Beberapa hari berikutnya, aku sering mengajak dia untuk sekedar makan siang dan bercerita tentang kehidupan masing-masing dari kita, dan aku mendapatkan jawaban dari rasa ingin tahuku terhadapnya, dia berubah karena mendapatkan mimpi setelah sembahyang tahajud, bahwa dalam pesan mimpinya dia harus memperbaiki diri karena ia akan dipertemukan dengan pasangan yang seiman dan sejalan secepatnya. Ada rasa kecewa karena dalam mimpinya ia akan dipertemukan dengan pasangannya, jujur sebenarnya aku suka dengan dia, namun jikalau Tuhan telah menakdirkan dia dengan sosok pria lain yang sejalan dan seiman, aku bersyukur pula, karena dia telah mau mengakui bahwa dia salah dan mau berubah kearah yang lebih baik.
Tepat pukul sembilan malam yang diselimuti guyuran hujan dan lantunan bunyi petir yang saling berpagutan, ditambah angin yang kencang mengirimkan sinyal bahwa malam ini akan ada suhu dingin yang bakal bersenggama pada kulit manusia, aku sudah niat untuk tidak melaksanakan ritual sembahyang tahajudku yang hampir tiap harinya aku laksanakan, karena badanku amat terasa dingin serta menggigil. Aku rasa, aku butuh untuk beristirahat agar pagi hari saat melakukan aktifitas badanku sehat tak terkena penyakit karena suhu dingin.Â
Namun tidur pulasku terganggu oleh mimpi yang kurasa aneh dan mustahil, dimana aku memimpikan bahwasannya Aqilla wanita malam yang aku ajak sembahyang tahajud itu menjadi istriku, hingga akhirnya aku terbangun dalam mimpiku dan setelahnya aku kebingungan, tak berpikir panjang niat awalku yang semula tak akan melakukan sembahyang tahajud malam ini tak jadi aku realisasikan, langsung aku pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu, lalu kulakukan sembahyang tahajud dan berdoa pada Tuhan akan kebingunganku ini, agar aku mendapatkan jawabannya.
Esok harinya, setelah sembahyang tahajud aku mendapatkan pikiran yang entah dari mana mulanya, aku seperti dituntut dan dituntun oleh Tuhan agar diriku mendapatkan apa yang aku doakan selama ini, yaitu aku butuh orang yang mencintaiku dan entah apa dan darimana aku membayangkan dan mendapatkan jawaban bahwa, aku harus menikahi Aqilla perempuan yang telah aku tuntun dan tuntut untuk mendekati Tuhan. Maka hari itu pun aku datang kepada Aqilla, untuk merealisasikan jawaban doaku lewat mimpiku untuk mendapatkan sosok yang mencintai diriku, aku takut sebenarnya jika dia menolakku, namun aku terkejut atas jawaban darinya, saat mengatakan bahwa beberapa hari ini ia memimpikanku dan bahwa mimpi minggu itu ketika mimpinya dipertemukan dengan pasangan aku yang menjadi objek dari mimpinya.Â