Mohon tunggu...
Heryawan Marttama
Heryawan Marttama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Prevention oleh Komunitas "Malu Dong" untuk Menciptakan Kota Sehat

30 Juni 2021   13:53 Diperbarui: 30 Juni 2021   18:39 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kesadaran masyarakat menentukan bagaimana masa depan lingkungan selanjutnya. Jika masyarakat tidak peduli, maka dapat menimbulkan berbagai penyakit dan rusaknya keseimbangan ekosistem. Secondary prevention dalam komunitas ini yaitu menyadarkan masalah dalam pengolahan sampah. 

Masyarakat di Indonesia masih sangat kurang akan kesadaran dalam pengolahan sampah. Apabila dibiarkan, maka sampah dapat semakin bertambah banyak dan mengganggu ekosistem alam. Bukti nyata prevention dalam komunitas “Malu Dong” yaitu dengan melakukan acara Mabesikan Festival pada 22 Oktober 2016. Mereka, dibantu orang sekitar, mengambil peralatan seperti jepitan bambu untuk memungut sampah, kantong sampah, dan selop tangan. Mabesikan Festival membuktikan bahwa mereka memiliki semangat juang tinggi untuk menyadarkan masyarakat. 

Menggunakan promotion media sosial Instagram merupakan cara komunitas “Malu Dong” dalam mengatasi permasalahan sampah. Promotion merupakan upaya pengembangan kompetensi sosial, di dalam kompetensi sosial bisa ditingkatkan jika masyarakat memiliki kesadaran akan kekuatan positif yang dimiliki (KLOOS, et al., 2012). Media sosial Instagram memiliki kelebihan dalam menyampaikan informasi karena bersifat masif dan populer. Kepopuleran Instagram membuat “Malu Dong” memanfaatkannya sebagai media promotion dalam menyadarkan masyarakat mengenai bahaya sampah. Salah satu strategi yang diterapkan adalah menyebarkan poster (Febriyasari, et al., 2017).

Instagram dapat dikatakan praktis karena mereka memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memasarkan dan memperkenalkan komunitas, sehingga dikenal oleh masyarakat luas bahkan dunia yang berimbas pada perbaikan kesejahteraan masyarakat (Ngafifi, 2014). Strategi dalam proses mengomunikasikan pesan dengan cara mengunggah pada Instagram tentunya memberikan sebuah dampak yang positif. 

Hal ini terbukti adanya perubahan yang sangat signifikan terhadap jumlah masyarakat yang turut berpartisipasi di dalam komunitas “Malu Dong” (Febriyasari, et al., 2021). Hal tersebut dapat membuktikan bahwa prevention/promotion yang dilakukan oleh “Malu Dong” dapat bekerja dengan baik. 

Program mereka berbuah sejalan dengan prinsip prevention/promotion, yaitu positive relationships. Positive relationships merupakan cara mempromosikan pengembangan hubungan positif untuk memberikan pendampingan dan dukungan sosial (KLOOS, et al., 2012). Komunitas “Malu Dong” juga mengembangkan program yang bersifat positive relationships, baik itu dengan anggota komunitas maupun masyarakat, yang menyebabkan adanya pendampingan dan dukungan sosial. 

Usaha yang mereka lakukan membuahkan kerja sama dengan organisasi lain demi mengatasi permasalahan sampah yang ada (Febriyasari, et al., 2021). Oleh karena itu, promotion dan prevention yang dilakukan “Malu Dong” dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap permasalahan sampah. Maka dari itu, perlu diberi dukungan terhadap komunitas yang turut serta membantu masyarakat dalam menjaga lingkungan seperti komunitas “Malu Dong”.

Kelestarian lingkungan menjadi salah satu isu yang cukup gencar diperjuangkan seiring dengan berkembangnya zaman. “Malu Dong” merupakan salah satu komunitas yang menaruh peduli akan hal tersebut. Caplan (1964, dalam KLOOS, et al., 2012) membagi prevention ke dalam tiga tipe, yaitu primary, secondary, dan tertiary

Primary prevention yang dilakukan “Malu Dong” adalah menyadarkan masyarakat bahwa sampah dapat mengganggu sistem lingkungan. Secondary prevention yang dilaksanakan adalah mengedukasi masyarakat terkait pengolahan sampah. Komunitas “Malu Dong” juga melakukan promotion melalui Instagram dan berhasil menuai perubahan positif secara signifikan. Hal ini dibuktikan dengan bertambahnya partisipasi masyarakat dalam komunitas. Oleh karena itu, hasil baik ini dapat dikatakan sebagai positive relationships. Bentuk hubungan positif yang diterima oleh masyarakat berupa pendampingan dan dukungan sosial. Tujuannya untuk mencapai pengembangan hubungan ke arah yang lebih baik (KLOOS, et al., 2012).

Selain itu, masyarakat yang menyaksikan keberhasilan ini menjadi tergugah untuk turut bekerja sama dengan komunitas “Malu Dong”. Mereka menyatukan misi untuk mengatasi permasalahan sampah yang dapat merusak ekosistem. Aktivitas yang dipelopori oleh “Malu Dong” sebenarnya dapat diaplikasikan secara mandiri. 

Diawali dari diri sendiri, seperti tidak membuang sampah sembarangan, memilah jenis sampah, hingga memanfaatkan media sosial untuk menyuarakan pentingnya kelestarian lingkungan. Kampanye pelestarian lingkungan melalui internet dapat menjadi cara jitu yang reliable bagi generasi muda. Selain itu, kreativitas anak muda yang tidak perlu diragukan lagi dapat mempertajam makna dari in-screen environmental education.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun