Bagaimana  penggunaan peralatan-peralatan Laboratorium Antariksa tersebut?
Caranya sederhana sekali, yaitu peserta didik duduk di kursi memasang kacamata video VR masing-masing menghadap layar di depannya. Guru mengendalikan gambar maupun video di layar sesuai pelajaran yang diinginkan. Misalnya pelajaran pengetahuan tentang Saturnus, maka dibawalah peserta didik melihat menjelajahi planet bercincin tersebut  yang gambarnya diambil real time (atau tidak) oleh satelit. Tentulah kegiatan pembelajaran ini lebih menyenangkan karena merasakan seperti asli menjelajahi planet itu.
Lalu buat apa teleskop bintang? Sesuai namanya, teleskop itu digunakan untuk melihat bintang-bintang yang keberadaannya jauh dari bumi. Sama dengan penggunaan kacamata video VR, teleskop bintang diarahkan pada layar yang terintegrasi, tidak usah langsung ke langit.
Penulis percaya dengan adanya Laboratorium Antariksa, antusias belajar tentang fisika terutama tata surya ataupun antariksa menjadi lebih menyenangkan. Peserta didik berinteraksi sendiri dengan antariksa. Ada petualangan antariksa melalui penjelajahan memakali bantuan kamera video VR dan teleskop bintang.
Telkom Indonesia  adalah perusahaan inovatif yang mampu mewujudkan hadirnya Laboratorium Antariksa di sekolah. Rasanya Laboratorium Antariksa bisa menjadi sarana kreatif berbasis satelit untuk belajar tentang antariksa. Telkom Indonesia bisa mempunyai andil besar dalam menghadirkan masa depan bangsa Indonesia lewat interaksi digital melalui Laboratorium Antariksa. Dukung Telkom Indonesia mewujudkan mimpi anak-anak Indonesia menjadi penjelajah antariksa. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H