Bagaimana dengan menerbitkan buku di penerbit major. Penerbit besar yang sudah punya nama. Tentu sah-sah saja jika Anda memiliki keinginan untuk menerbitkan di penerbit besar karena memang seperti itulah cita-cita penulis pemula. Mereka, para penulis pemula itu sangat ingin menerbitkan karyanya di penerbit besar yang jika itu terjadi maka namanya sebagai penulis akan langsung menanjak. Pun dengan pemasaran bukunya yang sudah pasti akan dipajang di jaringan toko buku besar.
Idealnya memang seperti itu. Naskah Anda diterbitkan di penerbit besar dan beken kemudian buku Anda dipajang di rak-rak toko buku mereka. Namun tahukah Anda bagaimana prosesnya?
Ketahuilah bahwa perlu waktu lama untuk menerbitkan satu naskah dari penulis pemula—sebagus apapun naskah itu. Mengapa? Yang namanya penerbit itu lembaga bisnis dan bukan lembaga swadaya yang tak masalah sekalipun rugi. Keputusan menerbitkan buku dari seorang penulis pemula—kecuali bila naskahnya dianggap sangat marketable—seperti berjudi dengan risiko. Menerbitkan naskah seorang penulis pemula seperti mempromosikan calon presiden dari daerah yang sebelumnya nama dan wajahnya tak pernah tampil di media massa.
Makanya keputusan ya dan tidaknya sangat lama (minimal 3 bulan) karena selain alasan diatas, juga menimbang begitu banyaknya naskah yang masuk. Jadi Anda bisa membayangkan antrian panjang di ATM atau di stasiun kereta api ketika membeli tiket. Seperti itulah antrian naskah yang masuk ke penerbit besar itu. Jadi ada banyak pertimbangan yang mereka lakukan untuk menerbitkan naskah Anda.
Okelah, andai naskah Anda lolos untuk diterbitkan (silakan bergirang ria dulu). Akankah langsung mendapatkan uang atau royalti? Tunggu dulu. Kebelakangkan dulu pertanyaan soal royalti. Anda harus menunggu penjualan selama 6 bulan dulu baru setelah itu royalti akan dibayarkan. Meskipun memang tidak semua penerbit memberlakukan kebijakan seperti itu. Ada juga diantara mereka yang memberikan uang muka kepada penulisnya.
Setelah 6 bulan baru hitung-hitungan royalti boleh Anda harapkan. Syukur kalau bukunya sangat bagus di pasaran. Anda akan mendapatkan royalti berjuta-juta. Bagaimana kalau jeblok penjualannya, yang 2 minggu hanya kejual 10 atau 20 eksemplar saja? Tentu buku Anda akan segera menghilang dari rak di toko buku karena tersalip oleh buku-buku baru lainnya.
Penerbit besar itu hanya akan memberikan royalti sebesar 10% saja kepada penulis. Berarti jika buku Anda dalam 6 bulan terjual sampai jumlah nominal Rp 5 juta maka hak Anda atas royaltinya hanya Rp 500 ribu. Pertanyaannya, cukupkah uang Rp 500 ribu untuk hidup selama 6 bulan? Kalau Anda hidup di zaman batu sih uang segitu leluasa buat bangun rumah juga. Nah sekarang?
So, mulai saat ini berfikirlah untuk mencari cara bagaimana supaya bulir-bulir pemikiran Anda segera dinikmati oleh khalayak. Pun dengan uang hasil penjualannya supaya segera masuk dompet. Satu-satunya jalan ya self-publisher. Anda menerbitkan buku sendiri (dengan menggandeng Herya Media sebagai mitra) dan juga menjualnya sendiri. Jika Anda memercayakan penerbitan naskah Anda kepada kami maka kamipun akan membantu memasarkan buku tersebut secara online (di website sendiri maupun di jaringan toko buku online kami yang sudah punya nama), bisa juga dibedah, diresensi oleh tim penulis resensi andal kami dan seterusnya.
Info lebih lanjut klik DISINI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H