Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Menerka Pilihan Megawati untuk Pasangan Ganjar Pranowo

15 September 2023   18:22 Diperbarui: 16 September 2023   04:05 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan anggota PDIP -terutama anggota dewan- sendiri Mahfud mampu berkomunikasi dengan baik, walaupun ada perbedaan pandangan. Bisa kita lihat hubungan dengan Bambang Pacul selaku Ketua Komisi III pun terhihat "biasa" walaupun keduanya terdapat silang pendapat. Ini memang ada kelebihan tersendiri bagi Mahfud yang bisa berkomunikasi secara elegan kepada para politikus, tidak saja kepada PDIP.

Mampu mengawal Jokowi. Selaku Menkopolhukam boleh dikata bisa mengawal keinginan Jokowi dalam bidang politik, hukum, dan keamanan. Beberapa contoh bisa disebut seperti pengawalan UU revisi KPK dan UU Cipta Kerja. Walaupun kritisi dari kedua UU oleh beberapa elemen, namun Mahfud dapat mengawal dan memberi penjelasan yang sifatnya terbuka.

Tidak itu saja dalam beberapa kasus hukum yang besar (seperti Sambo, pinjol) Mahfud pun sanggup menangani tanpa perlu meribetkan peran presiden. Sebagai "bamper" Jokowi, peran itu cukup bisa dimainkan, untuk bisa menangkis "serangan" dari beberapa pihak yang kontra. Peran Mahfud itu bisa dianggap Megawati sebagai loyalitas yang bisa dihargai.


Kemungkinan prediksi

Megawati akan memilih Ridwan Kamil jika Golkar ikut bergabung. Tanpa bergabungnya Golkar tentu akan merugikan PDIP sendiri. Terlebih PDIP selama ini tidak suka bila kader terbaiknya dibajak. Dan tentu Megawati akan fair terhadap ini.

Dalam perkembangannya baik Ridwan dan Golkar masih ada "urusan" belum terselesaikan. Tanpa diduga Ridwan Kamil berjumpa dengan Prabowo. Dan tentu itu akan membuat jarak Megawati dan Ridwan Kamil yang semula dekat, akan membuat jarak keduanya akan semakin menjauh.

Apalagi Golkar sepertinya masih betah dengan Koalisi Prabowo. Ridwan Kamil yang terikat sebagai kader Golkar tentu tidak akan melepas Ridwan begitu saja ke koalisi PDIP.

Jika memang Golkar tidak berkenan melepas Ridwan, maka Megawati tentu tidak akan memaksakan diri. Ridwan Kamil bukanlah harga mati. Sepertinya Megawati akan mengunakan pola lama selama ini, koalisi abang-ijo, nasionalis-islamis (cederung kalangan nahdliyin). Karena pilihan tertinggal satu, maka prediksi jatuh pada Mahfud MD. Wallahu A'lam Bishawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun