Terlebih lagi Golkar dalam mesin politik juga sudah teruji, dan unggul di luar pulau Jawa. Keberadaan PPP, Partai Perindo, dan Partai Hanura belumlah dirasa cukup mengingat bahwa ketiga partai itu termasuk jajaran papan bawah.
Golkar selama ini termasuk partai terbesar setidaknya selalu masuk tiga besar dalam setiap pemilu. Keberadaan Golkar sangatlah penting dalam menambah kekuatan koalisi PDIP, terlebih lagi jika Ganjar menjadi pemenangnya. Setidaknya di parlemen koalisi Ganjar ini bisa menjadi kekuatan mayoritas, setidaknya dominan (50+1).
Megawati jelas mempertimbangkan stabilitas di parlemen. Tidak ada gunanya sebagai partai pemenang pemilu tetapi tidak memiliki teman yang membuat mayoritas. Kita ingat bahwa pada tahun 1999 PDIP sebagai pemenang pemilu tidak bisa menjadikan Megawati sebagai presiden.Â
Pada pemilu 2014 pun ketika Jokowi-Jusup Kalla sebagai pemenang pilpres, namun di parlemen koalisi Prabowo yang mendominasi. Akibatnya kerjasama hubungan eksekutif-legislatif agak "tersendat" karena oposisi lebih dominan.
Ridwan Kamil dipilih dengan harapan Partai Golkar akan pindah Koalisi. Jika hal itu tidak terjadi, Mahfud MD adalah pilihannya.
Mahfud MD sebagai rencana terakhir
Pendek kata jika Golkar tidak bisa diajak bergabung maka Ridwan Kamil tidak akan dipilih. Megawati pun akan mangambil opsi berikutnya menetapkan Mahfud MD sebagai pasangan Ganjar.Â
Mengambil Mahfud MD sebagai opsi "cadangan" sudah diperhitungkan Megawati secara matang. Apalagi publik pun menilai secara kapabilitas bahwa Mahfud MD sangat cocok sebagai cawapres, capres pun dinilai layak.
Kiranya Megawati akan lebih "sreg" dengan Mahfud MD, hal ini terbukti dalam "kompetisi" cawapres Mahfud MD bisa menduduki putaran "final" bersama Ridwan Kamil. Mahfud MD relatif ada kecocokan dengan kriteria yang diinginkan Megawati.
Jika kita lihat hubungan Mahfud MD dan Megawati selama ini sudah terjalin lama, dan ada chemistry di dalamnya. Beberapa alasan Mahfud MD punya nilai di antaranya:
Tidak pernah "bergesekan" dengan Megawati dan PDIP. Selama ini jalinan Mahfud MD dengan Megawati dan partainya berlangsung baik-baik saja. Bahkan beberapa waktu Mahfud pernah "membela" Megawati sebagai Ketua Dewan Pengarah BPIP masalah gaji yang dirasa beberapa tokoh terlalu besar. Mahfud mampu mendukukkan permasalahan sesungguhnya, sehingga tidak ada kesalahpahaman dan isu liar di publik.