Malang sebagai kota terbesar ke-2 di Jawa Timur, tidak akan lepas dengan mobilitas antar warga daerah di sekitarnya. Angkutan umum seperti bis sangat membantu dalam mobilitas itu. Bis Bagong merupakan --salah satu- angkutan yang begitu familiar bagi penumpang dalam pergerakan antar kota Malang. Di antaranya seperti tujuan: Kediri, Jombang, Tuban, Blitar serta kota rute panjang: Tulungagung, Trenggalek, dan Ponorogo.
Sebagai "raja bis" dari Malang, Bis Bagong (PT. Bagong Dekaka Makmur) mulai Sabtu lalu (16/11) Â melebarkan sayap dengan menambah rute baru. Tidak dari Malang yang merupakan home base-nya selama ini. Rute baru tersebut dari Surabaya-Kediri-Tulungagung PP (pulang- pergi). Yang terbagi dua rute yaitu via tol dan non tol (arteri).
Di hari itu saya bersama rekan media sosial lainnya berkesempatan mencoba rute baru tersebut, sekaligus menyaksikan peluncuran perdana yang bertempat di Terminal Gayatri Tulungangung. Kami berangkat dari Terminal Arjosari Malang menuju tempat acara. Dan pulangnya melalui rute Tulungagung-Kediri-Surabaya via tol, kemudian diantar kembali ke Malang.
Mengikuti acara ini tidak saja menikmati kenyamanan bisnya. Dibalik itu ternyata Bis Bagong (baca: managemen) mempunyai beberapa keunggulan disamping sebagai raja trayek bis. Beberapa di antaranya adalah ternyata Bis Bagong bukanlah jago kandang. Juga melayani jasa penumpang bagi karyawan pertambangan di daerah Papua, Sulawesi, dan Sumatera.
Di samping itu Bis Bagong juga bergerak di usaha perakian kendaraan (karoseri). Beberapa bis yang dipergunakan adalah produksi sendiri. Maka jika kita melihat lebih cermat, ada keunikan dari Bis Bagong. Yaitu dari bentuk bodi-nya berbeda dengan bis lainnya, terlihat lebih "gemuk" yang itu --bisa jadi- menjadi ciri khasnya. Â
Menurut Budi Susilo --salah satu- direktur PT Bagong Dekaka Makmur dalam sesi wawancara menyatakan bahwa dibukanya rute baru ini memanfaatkan infrastruktur jalan tol yang telah dibangun pemerintah. Dengan adanya tol tersebut maka perjalanan akan lebih cepat, yang di sisi lain akan membuat lebih efisien.
Jalan tol dibangun pemerintah tidak saja untuk mengakomodasi kepentingan kendaraan pribadi.Adanya jalan tol tersebut menjadi berkah tersendiri bagi Bis Bagong, karena bisa berekspansi lebih luas dalam membuka trayek baru. Menjadi pionir angkutan umum antar kota, bisa menjadi jawaban untuk pergerakan warga antar kota dengan berbagai kepentingan di dalamnya. Â Â
Dalam acara peluncuran tersebut, dibuka dengan sambutan dari pemerintah pusat yang disampaikan Pandu Yunianto dari Ditjen Perhubungan Darat Kementrian Perhubungan. Ia menyatakan atas nama pribadi dan pemerintah menyatakan terima kasih kepada Bis Bagong yang telah membuka rute baru tersebut. Karena telah membantu pemerintah dalam menyediakan angkutan umum bagi masyarakat.
Menurut Pandu menggunakan angkutan umum sangat dianjurkan. Ia menyarankan kepada warga Tulungagung agar tidak menggunakan sepeda motor menuju Surabaya. Alasannya adalah aspek keamanan dan kenyamanan. Dengan menggunakan Bis Bagong via tol tersebut jarak tempuh yang biasanya berdurasi 4 jam bisa menjadi 2,5 jam.
Ia juga menambahkan bahwa dengan menggunakan bis, akan lebih nyaman karena bisa lebih santai dan bisa tidur selama perjalanan. Dengan fasilitas yang nyaman dan harga yang terjangkau. masyarakat dapat memaksimalkan keberadaan Bis Bagong ini yang beroperasi selama 24 jam.
 Mengutamakan keselamatan dan kenyamanan
Bis yang dipakai pada rute baru ini tergolong baru. Untuk tahap pertama meluncurkan 20 bis via tol, dan 22 bis non tol. Bis yang digunakan kelas medium yang berkapasitas 38 penumpang yang terdiri dari 7 pasang kursi (masing-masing ada 2) dan 4 kursi yang berada di belakang.
Untuk fasilitasnya termasuk nyaman, mirip bis pariwisata. Di dalamnya menggunakan Air Conditioner (AC), dengan kursi yang bisa disetel naik turun. Selain itu demi keselamatan penumpang  tiap kursi dilengkapi sabuk pengaman. Fasilitas lain adalah adanya audio video untuk menikmati hiburan bagi penumpang.
Dengan fasilitas yang nyaman itu bisa didapatkan dengan harga yang terjangkau. Menurut Budi Susanto tarif yang dikenakan via tol 25 ribu, sedangkan non tol 24 ribu. Harga tersebut boleh dibilang "murah" jika dibandingkan dengan rute Malang- Surabaya yang jaraknya lebih pendek. Jika bis biasa bertarif 15 ribu, sedangkan jenis PATAS 25 ribu.
Dengan harga yang terjangkau tersebut tentunya sangat membantu masyarakat dari segi ekonominya. Warga Tulungagung tidak perlu risau lagi jika bepergian ke Surabaya dengan segala kepentingannya. Dan dengan segala mobilitasnya tersebut diharapkan dapat meningkatkan geliat perekonomian bagi warga.
Dan untuk kedepannya Budi menyatakan akan menambah bis lagi agar bisa melayani warga yang berpergian. Di samping itu, Bis Bagong ke depannya akan menambah rute baru lagi, Surabaya menuju Trenggalek dan Ponorogo.
Dan untuk pembukaan rute perdana tersebut. Bis Bagong menyediakan 4 bis gratis untuk bisa dinikmati warga menuju Surabaya. Dan tampak warga begitu antusias, terlihat 4 bis tersebut terisi penuh saat keberangkatan.
Saya sungguh menikmati perjalanan ini, dengan kenyamanan bisnya. Apalagi ketika melewati jalan tol membuat perjalanan menjadi lebih cepat, tanpa hambatan berarti. Keberadaan jalan tol yang ditopang dengan angkutan umum yang memadai merupakan paduan yang ideal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H