Masukan lain untuk memperkaya Perpustakaan Kota Malang dalam menambah koleksi kekhas daerah adalah dengan usulan menyimpan beberapa skipsi, tesis, dan desertasi yang membahas tentang Kota Malang itu. Begitu pula dokumentasi paparan tentang Kota Malang yang diulas --begitu banyak- oleh radio dan televisi lokal Malang bisa diminta untuk diarsipkan, sebagai koleksi berharga di perpustakaan selain buku.
Kebetulan saya mengikuti acara tersebut dan menyimak dengan seksama. Ada usulan yang menarik Dwi Cahyono kepada Perpustakaan Malang, diharapkan agar bisa menghasilkan buku yang berkonten lokal Malang. Berkenaan dengan ini khususnya saya sebagai bagian dari Bolang sebenarnya pernah membuat buku seperti itu.
Pada tahun 2018 lalu Bolang bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang menerbitkan buku tentang Pesona 17 Kampung Tematik yang ada di Kota Malang. Hasilnya cukup bagus dengan cetakan kertas berjenis lux full colour. Selain itu juga oleh pihak Dispudpar buku ini diterjemahkan ke tiga bahasa (Inggris, Prancis, dan Mandarin).
Hal semacam ini tentu bisa saling menguntungkan di kedua belah pihak, dan kongkrit hasilnya. Dan pastinya tentu akan menambah koleksi perpustakaan perihal kekhasan konten tentang Malang.
Dari acara forum dan diskusi ini, tergambar begitu jelas bahwa semua pihak menginginkan Perpustakaan Kota Malang menjadi baik dan terus berkembang dengan lengkap, maju, dan modern. Dan jika itu terwujud, maka semua kalangan (masyarakat, akademisi, dan lainnya) bila ingin mengetahui segala aspek Kota Malang akan menuju Perpustakaan Kota Malang sebagai rujukannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H