Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Adu Mental Para Paslon dalam Debat Perdana Pilpres 2019

14 Januari 2019   16:48 Diperbarui: 14 Januari 2019   16:56 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: kabar24.bisnis.com

Karena merupakan panggung terbuka maka tiap tokoh akan mempersiapkan semaksimal mungkin. Tampil apa adanya dikesampingkan dulu. Yang terpenting adalah penampilan sebaik mungkin, bahkan dalam urusan sepele sekalipun, dalam berbusana misalnya. Tidak tampil apa adanya tentu memerlukan mental tersendiri, ini menyangkut pantas atau tidak nantinya akan jadi pemimpin negeri ini.

Penguasaan materi program

Lancar dalam menyampaikan program dan menjawab setiap pertanyaan tentu tak lepas dari penguasan materi yang akan disampaikan. Inilah panggung "ujian" dari "pembelajaran" yang pernah dialami masing-masing tokoh. Penjabaran antara teori dan praktik (baca: pengalaman) akan menjadi tolak ukur penilaian rakyat, terutama yang belum menentukan pilihan.

Seperti sudah kita ketahui KPU juga memberikan kisi-kisi pertanyaan yang akan disampaikan pada debat nanti. Nah justru dengan diberikan kisi-kisi akan membawa beban tersendiri, yang berarti harus dijawab secara lancar. Jika tidak tentu rakyat akan menilainya. Apakah para calon itu benar-benar mempersiapkan diri, atau malah tidak menguasai materi sama sekali.

Dari kubu Jokowi tentu akan "menjual" keberhasilan program yang telah dijalankan. Sedangkan dari Prabowo akan mencoba menawarkan program yang kelak akan dilakukannya nanti ketika berkuasa. Adu program yang disampaikan tentu akan berpengaruh kepada opini rakyat, apakah sesuatu yang realistis ataukan hanya retorika belaka. 

Adu "serang" dan "bertahan" 

Layaknya pertandingan tinju saling serang tak bisa dihindarkan. Dan sebagai penyeimbang langkah bertahan tentu diperlukan, untuk bisa melakukan serangan balik. Dalam debat nanti tentu akan terjadi saling serang.

Serangan pun bisa langsung menohok kelemahan lawan, terutama rekam jejak pada masa lalu atau menyerang pada materi yang tak dikuasi kubu lawan. Seni bertahan pun harus dipersiapkan. Terutama dalam menjawab pertanyaan dengan masuk akal. Dan tentunya seni berkelit dan "ngeles" tentu akan ada. Karena tiap-tiap kubu akan merasa dirinya yang benar dan kubu lainnya salah. Saling serang dan bertahan ini tentu memerlukan ketenangan tersendiri, menjaga emosi diperlukan jangan sampai terpancing jebakan lawan.   

Melawan ekspektasi terlalu tinggi

Tampil di panggung, masing-masing kontestan tentu membawa beban tersendiri. Yang mana harus tampil sempurna, jangan sampai terjadi kesalahan walau sekecil apapun, apalagi "blunder". Dalam diri konstentan tentu punya ekspektasi tinggi seperti itu. Belum lagi ekspektasi dari para tim sukses dan konsultan atau mentor politknya.

Dan masing-masing kontestan juga tidak ingin mengecewakan para pendukungnya. Menjaga kepercayaan pendukung akan terus diperhatikan. Jangan sampai suara yang sudah aman saat ini akan hilang, syukur-syukur justru bisa menggaet suara dari kubu lawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun