Ia menyatakan bahwa dalam melaksanakan ibadah umrah ataupun haji itu ada doanya yaitu meminta permohonan agar diri kita dapat beradaptasi. Di antaranya adalah adaptasi tempat, cuaca, makanan, budaya, serta kebiasaan kondisi setempat. Dan harus dimaklumi hampir dari beberapa bangsa dari penjuru dunia berkumpul di tanah suci untuk melakukan ibadah umrah ataupun haji.
Dan memang benar beberapa adaptasi yang perlu penyesuaian terhadap diri kita sendiri. Yaitu penyesuaian lingkungan yang sangat berbeda seperti di tanah air. Di Saudi Arabia merupakan daerah -yang kebanyakan- gurun dan berbatu. Udara bisa panas dan dingin yang tergantung masa musimnya. Pada waktu bulan Februari termasuk pada musim dingin jadi termasuk nyaman bagi saya yang berasal dari Malang.
Untuk persoalan makanan sebenarnya ada antisipasinya. Jika berada di hotel tempat menginap persoalan tidak begitu berarti sebab menyediakan masakan seperti yang ada di tanah air. Jika berada di luar itu perlu penyesuaian. "Godaan" untuk mencicipi masakan setempat kadang perlu dicoba untuk mengatasi rasa penasaran.
Selain itu kita juga harus beradaptasi dengan berbagai kebiasaan dan budaya yang berasal dari beberapa negara. Nah, kadang walau sesama muslim tidaklah sama dalam kebiasaan itu. Semisal melangkahi orang pada saat duduk. Menurut budaya kita merupakan sesuatu yang tidak sopan, tapi bagi sebagian budaya lain bisa jadi itu sesuatu yang biasa saja.
Jika umrah yang tergolong haji kecil saja perlu persiapan yang matang, apalagi dengan haji yang besar. Persiapannya tentu tidaklah singkat ataupun spontan seperti umrah. Dan biasanya dalam melaksakan ibadah haji sebaiknya dipersiapkan pada jauh hari sebelum masanya tiba.
Persiapan fisik dan mental memang perlu. Kondisi fit (bugar) tentu diperlukan karena ibadah haji memerlukan stamina yang kuat. Sembari menunggu waktu giliran berangkat, alangkah baiknya mempersiapkan banyak hal sesuai persyaratan dan kemampuan.
Keinginan berangkat naik haji harus dibarengi niat yang kuat dan bersungguh-sungguh. Salah satu persyaratan yang diperlukan adalah kesiapan di bidang finansial. Beberapa kasus banyak jamaah yang haji yang bisa berangkat karena saat itu "ketiban" rezeki yang besar. Acap kali langsung diniatkan untuk dialokasikan untuk ibadah haji. Dan di situlah kita bisa niatkan saatnya berhaji.
Seperti yang sudah banyak diinfokan bahwa untuk dapat berangkat haji terlebih dahulu mendaftar ke kantor Kemenag setempat. Dan sebagai tanda kesungguhan dengan menyetor dana minimal yang telah ditetapkan.