Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Java Dancer Matos Menyasar Kalangan Mahasiswa yang "Segan" Ngopi

29 April 2018   17:09 Diperbarui: 29 April 2018   17:43 1342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagian depan untuk reservasi. Dok pribadi

Malang Town Square (Matos) yang beralamat di Jalan Veteran ini merupakan mall yang keberadaannya di antara beberapa kampus besar di kota Malang. Tak heran jika kita mengunjungi mall ini akan didominasi oleh kaum mahasiswa baik itu untuk berbelanja ataupun mencari hiburan. Dan Java Dancer Coffee membuka cabang di mall ini di antara dua lagi yang sudah lama eksis di Jalan Kahuripan dan Jalan Jakarta.

Java Dancer Matos berada di lantai 2 pada bagian timur yang merupakan kawasan food court. Dan posisi kedai Java Dancer berada pada bagian atasnya yang tidak berbaur dengan stand penjual yang lain. Java Dancer berada pada posisi yang eksklusif, demikian pula dengan interior dan eksteriornya.

Tempatnya memang begitu nyaman dengan penataan yang modern ala kedai eropa. Beberapa ada ruangan khusus yang penataannya bisa digunakan untuk bersama seperti meeting, ataupun nongkrong bersama dengan jumlah yang banyak.

Bagian depan untuk reservasi. Dok pribadi
Bagian depan untuk reservasi. Dok pribadi
Ngopi untuk nongkrong

Bagi yang suka ngopi ataupun nongkrong, kedai ini bisa menjadi alternatifnya. Tempatnya jelas nyaman. Untuk sajian kopinya cukup beragam walau tidak selengkap yang di Jalan Jakarta. Sajian kopi standar seperti cappucino, espresso, ataupun latte pun ada. Bagi penyuka kopi single origin tersedia kopi nusantara dari perkebunan kopi di Jawa, Sumatera, Toraja, Bali, Flores, ataupun Papua. Cara penyajiannya tinggal memilih: tubruk, Fresh press/plunger, dan syphon.

Untuk kopinya diproduksi sendiri mulai dari pemilihan kopi, penyangraian (roastery) sampai penggilingannya. Hasil produksi di Jalan Jakarta tersebut kemudian didistribusikan ke semua cabang, termasuk juga di Bel Canto yang berada di Jatim Park 3 kota Batu. 

Ngopi di kedai ini akan menyenangkan, dengan suasana yang tenang. Bisa dipakai untuk "membunuh" waktu luang ketika menunggu momen tertentu di Matos. Sebagai tempat untuk janjian ketemuan juga strategis, ataupun kopdaran dalam rangka membahas masalah tertentu. Tempat ini juga bisa dipakai untuk mengerjakan tugas (menggunakan laptop/tablet/smarphone), colokan listrik tersedia yang berada di bawah meja.    

Dapur kopi berada di depan dengan konsep terbuka. Dok pribadi
Dapur kopi berada di depan dengan konsep terbuka. Dok pribadi
Saya bersama rekan mengunjungi kedai ini Kamis (26/04) dalam rangka event "Malang Sejuta Kopi", yang mana Bolang (Blogger Kompasiana Malang) merupakan bagian dari media patner nya. Beberapa misi dari "Malang Sejuta Kopi" adalah upaya mengedukasi masyarakat untuk ngopi yang sehat. Selain itu, dari segi jangka panjangnya akan menjadikan Malang sebagai destinasi wisata ngopi kelas dunia. Hal ini bukanlah keinginan yang berlebihan, mengingat Malang Raya yang dilingkari pengunungan merupakan penghasil kopi yang cukup melimpah.

Salah satu dari event "Malang Sejuta Kopi" ini adalah menyediakan kopi gratis pada kedai yang berpartisipasi, yang secara keseluruhan berjumlah 41 pada periode 1-30 April. Salah satu di antaranya adalah Java Dancer Matos ini. Menurut Irvan Joni selaku manager outlet menyatakan bahwa kopi gratis yang disediakan dikedai ini masih belum mendapat antusias pengunjung. Maka dari itu agar event ini sukses, beberapa pengunjung yang telah memesan ditawarkan kopi gratis jika memang berkenan.

Kedai yang suasana yang nyaman untuk ngopi. Dok pribadi
Kedai yang suasana yang nyaman untuk ngopi. Dok pribadi
Berupaya terus tumbuh

Kehadiaran Java Dancer ini masih berusia satu tahunan. Tidak mudah memang untuk menjaring pengunjung. Apalagi posisinya yang berada di food court yang harus bersaing dengan outlet yang lain di sekitarnya. Demikian pula dengan pangsa pasarnya yang pengunjung Matos ini didominasi kaum mahasiswa. Maka perlu trik tersendiri agar mereka dapat berkunjung di Java Dancer ini.

Menurut Irvan, sebenarnya dari pangsa pasar tidaklah terlalu sedikit. Hal ini dapat terlihat dari penuhnya food court tersebut oleh pengunjung. Dengan survey kecil-kecilan Irvan hanya menduga para pengunjung enggan mampir ke kedainya hanya karena "segan" saja. Dengan tempat yang "wah" tersebut pengunjung akan berfikir bahwa harga akan mahal.

Padahal menurut Irvan untuk harga pun di Kedainya tidaklah begitu mahal, setidaknya tidak jauh berbeda dengan kedai yang lainya yang ada di dalam Matos. Tidak hanya kopi dan minuman lainnya, di sini juga tersedia makanan ringan dan berat. Di Java Dancer ini memang kebanyakan menyediakan makanan ala barat seperti, French fries, burger, pizza, spaghetti, serta menu dengan sedikit mengakomodasi muatan lokal, rice bowl.

Dwi Prambudi, barista yang turut menjelaskan seputar kopi dan termasuk edukasi minum kopi yang benar. Dok pribadi
Dwi Prambudi, barista yang turut menjelaskan seputar kopi dan termasuk edukasi minum kopi yang benar. Dok pribadi
Untuk itu, dalam menarik pengunjung ada kalanya Java Dancer memberikan promo berupa diskon yang nilainya cukup signifikan. Beberapa upaya yang ia lakukan adalah dengan fasilitas special delevery order, dengan memberi harga promo dan bebas ongkos kirim dengan radius tertentu. Dan hanya di cabang Matos ini fasilitas delivery order ini diberlakukan, dalam upaya jemput bola terhadap pelanggan.

Tak mudah memang menghadapi pangsa mahasiswa itu. Yang tidak dipungkiri juga --sebagian besar- kedai dan restoran di kota Malang pengunjungnya berasal dari kalangan ini, di samping dari pelanggan keluarga. Java Dancer Matos terus berbenah, dan terus mengantisipasi perkembangan, yang nanti di sebelah Matos akan berdiri bangunan dari pemain retail besar lainnya.

Jika nanti ngopi menjadi gaya hidup. Maka keberadaan kedai kopi tentu diperlukan untuk dikunjungi, bila tidak ingin menyeduh dengan sendiri. Ngopi di mall tentu saja bisa menjadi alternatif untuk sekadar istirahat sejenak ataupun nongkrong. Dan di Java Dancer ini bisa menjadi rujukannya dengan ngopi tanpa untuk "segan" karena tempatnya dianggap "wah".          

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun