Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ngopi dengan Sajian Terbaik di Omah Luwak Coffee and Roastery

10 April 2018   12:33 Diperbarui: 12 April 2018   10:37 3154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Omah Luwak tampak depan. Dok pribadi

Istilah ngopi tentu berbeda maknanya dengan minum kopi. Ngopi lebih memiliki makna yang luas dari sekadar minum kopi. Ngopi bisa juga berpadu dengan nongkrong. Dan lebih dari itu bisa berupa edukasi ataupun tentang perihal kopi yang nantinya kita minum.

Pada bulan April ini Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu) terlaksana event "Malang Sejuta Kopi" yang berlangsung selama sebulan penuh (1-30 April). Beberapa ragam yang dilaksanakan di antaranya adalah ngopi gratis yang disediakan oleh kedai yang berpartisipasi. Di tahun kedua ini tercatat berjumlah 41 kedai serta 3 dengan bentuk yang lain.

Dalam event ini setidaknya 20 cup kopi gratis yang disediakan setiap harinya oleh tiap kedai. Tak ada syarat ribet untuk mendapatkan kopi gratis ini. Ada banner khusus yang menandakan bahwa kedai kopi tersebut berpartisipasi. Sesuai dengan visi dan misi dari gerakan "Malang Sejuta Kopi" ini yang --kurang lebihnya- ingin mengedukasi semua pihak untuk ngopi yang sehat. Selain itu harapan ke depannya adalah bisa menjadikan Malang sebagai destinasi ngopi dunia.

Tempat nyaman seakan rumah sendiri. Dok pribadi
Tempat nyaman seakan rumah sendiri. Dok pribadi
Kedai dengan nama penuh makna

Salah satu kedai kopi yang berpartisipasi menyukseskan "Malang Sejuta Kopi" adalah Omah Luwak Coffee and Roastery. Tempatnya sederhana dengan penataan kursi yang rapi. Dibangun dengan bangunan semi permanen dalam lahan yang berada di tepi jalan. Tempatnya mudah dijangkau dari tugu pesawat di Jalan Sukarno Hatta kurang lebih 50 meter menuju arah Jalan Ikan Tombro, berada pada sebelah kanan.

Jumat (7/4) malam saya bersama rekan mengunjungi kedai ini. Tampak dari pintu masuk tergantung banner "Malang Sejuta Kopi". Suasana masih belum begitu ramai, namum di kursi barisan paling depan sudah dipenuhi oleh sekolompok anak muda yang sedang nongkrong. Pada meja pemesanan yang dibelakangnya "dapur" terjajar aneka kopi pilihan yang ditaruh dalam toples kaca.


Sebelum memesan saya bertanya kepada baristanya jenis kopi apa yang menjadi primadona dari daerah Malang. Ia pun merekomendasikan kopi Arabika dari lereng Gunung Arjuno derah Karangploso. Ia menyatakan kopi tesebt memiliki rasa ada aroma herbal dalam hal ini jahe. Saya pun menyetujuinya dengan cara seduh pakai V60 (penyaringan).

Kedai di tempat ini, masih berusia satu tahunan sejak dibangun. Sebelumnya sudah pernah berdiri sejak tahun 2015 yang berlolasi di Jalan Kedawung, begitulah penjelasan dari Teguh Yudo Prakoso, pemilik yang sekaligus bertindak sebagai pengelola dan barista. Setiap hari kedai ini buka mulai jam 16.00-02.00, kecuali hari Jumat dimulai 18.00.   

Single origin coffee menjadi andalan kedai ini. Memakai teknik V60 untuk dapat menikmati kopi dengan lebih rileks. Dok pribadi
Single origin coffee menjadi andalan kedai ini. Memakai teknik V60 untuk dapat menikmati kopi dengan lebih rileks. Dok pribadi
Ketika disinggung mengenai nama kedainya Omah Luwak, Teguh menjelaskan bahwa dua kata tersebut mempuyai makna tersendiri. Omah dalam bahasa Jawa berarti rumah. Dengan mengusung kata omah Teguh berharap para pengunjung dapat menikmati kopi seperti layaknya rumahnya sendiri. Suasananya memang cukup nyaman dengan ruang lebih terbuka. Ini juga dimaksudkan untuk mengakomodasi pengunjung yang merokok, yang sebisa mungkin asapnya tidak mengganggu pengunjung yang lain.

Dan untuk kata Luwak itu sendiri dipilih karena binatang ini sudah dikenal pemakan biji kopi yang baik. Dalam hal ini secara alamiah luwak memakan biji kopi yang sudah matang (yang kulit luarnya berwarna merah). Dan memang kopi yang bagus tersebut bila dipetik pada kondisi seperti yang dimakan luwak itu.

Maka dengan memakai nama Luwak, diharapkan kedai ini bisa menyediakan kopi dengan kualitas baik. Yang itu dimulai dari hulu sampai hilir. Mulai dari proses penanaman dan pemeliharaannya. Pemetikan buah kopi, pemrosesan dan pengolahan sampai juga penyangraiannya (roastery). Tidak itu saja penyajian kopi yang baik juga ditentukan oleh baristanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun