Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sisi Lain Bubuk Kopi yang Berakhir di Lukisan "Hitam-Putih"

21 Maret 2018   09:38 Diperbarui: 21 Maret 2018   09:53 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa lukisan kopi yang dipajang. Dok pribadi

Lukisan dari kopi adalah sesuatu yang spesialis, jarang seniman yang menggunakan bahan ini. Setelah lukisan itu dirasa sudah jadi, baik di media kertas atau kanvas, ia tidak ingin dinikmati sendiri. Agar karyanya bisa diketahui khalayak , terkadang ia melakukan pameran di beberapa tempat dan kota. Responnya cukup beragam, terkadang pula ada pengunjung yang berminat dan langsung bertransaksi. 

Lukisan indah hitam-putih berbahan ampas kopi setelah ngopi usai. Dok pribadi.
Lukisan indah hitam-putih berbahan ampas kopi setelah ngopi usai. Dok pribadi.
Kemajuan dunia maya tidak ia lewatkan. Ia memfoto lukisan itu yang kemudian di-share di media sosialnya seperti di Instagram ataupun Facebook. Tak ada target untuk menjualnya. Jika ada yang tertarik para pembeli biasanya akan menghubunginya melalui jaringan pribadi. Tak ada patokan harga berapa nilai lukisan itu. Ia hanya memberikan tawaran harga sehingga dianggap pantas. Corak seni lukisan demikian pula tingkat kesulitan bisa menjadi panduannya. Selama ini harga yang pernah ia lepas berkisar antara 500 ribu sampai 7,5 juta rupiah.

Bicara kopi tentu tak ada habisnya. Belum lagi ditambah keberadaan lukisan kopi yang mempunyai cita rasa seni yang tinggi. Sawir telah membawa kopi lebih bernilai lagi setelah dikonsumsi. Bahwa ampas kopi yang seharusnya dibuang bisa dibuat sesuatu yang indah dari kaca mata visual. Menjadikan lukisan dwi warna "hitam-putih" mempertegas sisi karakter kopi yang gelap, selain "pahit" dirasa. Di sisi lain semakin meneguhkan Malang Raya sebagai penghasil kopi utama serta daerah pelaku industri kreatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun