Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Seputar Kunjungan Bernyali dan Berani Presiden RI ke Negara Konflik

31 Januari 2018   20:59 Diperbarui: 1 Februari 2018   07:57 2015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden RI sedang menemui sahabatnya Presiden Afghanistan di Kabul. Foto Biro Pers Setpres

Baik  Soeharto maupun Jokowi mempunyai gayanya sendiri dalam memimpin.  Soeharto dengan gaya yang kalem dengan senyumnya yang khas (smiling general).  Dari buku ""Pak Harto The Untold Stories"  itu dapat diketahui bahwa  Presiden ke-2 itu merupakan tipe yang tidak menyukai pencitraan yang  berlebihan. Dari penuturan beberapa tokoh yang pernah dekat dengan  Soeharto, banyak sisi positif yang tidak diketahui publik.

Lain  Soeharto, lain pula Jokowi yang juga dikenal sebagai Presiden yang  tegas. Namum caranya lebih elegan dan tidak terlihat menakutkan. Jokowi  memang berperawakan krempeng yang secara cara postur tubuh  tidak menggambarkan tipe seorang pemimpin yang dikesankan gagah dan  berwibawa. Selain itu Jokowi dikenal --apalagi oleh lawan politiknya-  sebagai presiden yang "cengengesan" dan "plonga-plongo".

Namum di balik kesan yang tak menyakinkan itu ternyata Jokowi mempunyai sikap  yang keras kepala dan berani ambil risiko. Sikap tegas sebelumnya  seperti memerintahkan penelenggaman kapal pencuri ikan yang memasuki  kawasan teritorial negara kita, yang dieksekusi bagus oleh Menteri  Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Gaya Jokowi lebih mengedepankan  ala Jawa yang tidak menyukai kegaduhan. Lebih bertindak kalem namum  ujungnya juga melemahkan lawan.

Menjadi pemimpin memerlukan seni  tersendiri agar gagasan dapat tereksekusi dengan baik, dengan gayanya  sendiri yang tak harus dibuat-buat. Sejarah akan mencatat bahwa pemimpin yang berani akan mendapat kesan di hati rakyatnya. Dalam kasus  kunjungan -ke negara konflik- yang berani ambil risiko seperti dilakukan Soeharto dan Jokowi ini mampu menunjukkan bahwa bahwa bangsa ini bisa  dibanggakan dan tidak bisa dipandang sebelah mata. Yang mampu  berpartisipasi pada tujuan negara ke luar seperti yang tercantum di  Pembukaan UUD 1945. Yaitu turut serta mewujudkan perdamaian dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun