Sudah banyak kita mendengar kabar atau keluhan dengan bergugurannya warung tradisional. Kebanyakan tutup karena menurunnya para pembeli. Seperti biasa karena kurangnya intropeksi, akan mudah menuduh pihak lain sebagai kambing hitamnya. Pihak yang sering dituduh adalah keberadaan super market dan mini market berwaralaba tersebut. Tuduhan tersebut terkadang ada benarnya. Tak dipungkiri bahwa pembeli memang lebih memilih berbelanja di sana. Tidak perlu melakukan riset secara rumit, cukup diri kita sendiri dapat menilainya. Toko modern itu dikelola dengan baik, bersih, kadang diimingi dengan diskon. Pendek kata mereka menawarkan kenyamanaan bagi pengunjungnya.
Tak selamanya warung tradisional itu harus kalah dengan yang modern. Kuncinya perlu inovasi yang baik untuk dapat menyainginya. Intinya bagaimana membuat pembeli tersebut merasa nyaman, terutama pada pelayanannya, soal harga bisa nomor selanjutnya. Salah satunya keberadaan warung Naflah RR yang berada di Perumnas 1 Karawaci Kota Tangerang ini bisa menjadi pelajaran berharga. Warung tak pernah sepi pembeli, padahal tidak jauh dari warung tersebut terdapat toko terwaralaba serta Pasar Bersih Malabar (pasar tradisional revitalisasi).
Bisnis tiket online dan turunannya masih dijalaninya sampai saat ini, sambil membuka warung sebagai perluasan usaha. Alasan lain tidak lepas dari latar belakang keluarganya yang mengelola warung. Ia berasal dari Paciran Lamongan, yang merupakan daerah pesisir utara Jawa Timur. Berkat keuletan kakak perempuannya dalam mengelola toko, sehingga bisa menghidupi keluarga dan biaya pendidikan adik-adiknya. Saifuddin yang sejak kecil seorang yatim piatu akhirnya berhasil menyelesaikan pendidikan sampai tingkat sarjana.
Tempaan kakaknya itu yang kemudian secara otodidak untuk bisa mengelola sebuah warung. Setelah berkeluarga dengan istri dan tiga anak dituntut untuk kreatif dalam mengembangkan usaha. Kota Tangerang dipilihnya sebagai tempat bermukim dan ber-KTP di daerah tersebut. Sebagai kewajiban seorang suami tentu harus mencukupi kebutuhan sehari-hari. Apalagi berada di kota seperti Tangerang tentu biaya hidup lebih tinggi dibandingkan hidup di kota kecil, pilihan membuka warung baginya adalah keputusan yang paling rasional. Yang dijual di warung yang diberi nama Naflah RR yang merangkum nama ketiga anaknya (Naflah, Ravi, dan Rivan) ini berupa kebutuhan sehari-hari. Seperti sembako, makanan ringan, es krim, peralatan rumah tangga, serta mainan anak. Untuk belanja warung ia kulakan di toko grosir langganan.
Saifuddin tergolong pribadi yang supel, suka bergaul, dan bawaannya selalu santai. Dalam melayani pembeli pun tak jarang kelakar sering terlontar. Tangerang yang sedikit banyak terpengaruh budaya betawi yang bersifat terbuka dan ceplas-ceplos tidaklah menjadi persoalan baginya dengan latar belakang budaya Jawa pesisir, justru ia mampu bisa mengimbaginya. Dalam keseharian ia dibantu oleh istrinya dalam menangani warung. Sedangkan anaknya yang paling besar masih di bangku sekolah dasar sehingga belum bisa membantu maksimal. Jam operasinya setiap hari buka jam 6 pagi sampai 11 malam.
Cara penanganan warung pun sangat sederhana. Pencatatan masih manual serta mengandalkan ingatan yang kuat baik segi harga ataupun jumlah item yang dijual. Warung dibuat semi terbuka sehingga pembeli dapat memilih sendiri apa yang diinginkannya. Saling percaya dalam melakukan bertransaksi, yang memang ada celah bagi pembeli yang ada niatan tidak baik. Semua ia layani dengan ramah dan santai. Antara penjual dan pembeli terlihat jalinan akrab.
Ada yang unik dari warung Naflah RR ini, yang tidak seperti warung tradisional lainnya. Yaitu dengan melengkapi tempat nongkrong di sampingnya. Ia mulai menambah tempat tongkrongan sejak bulan Juni tahun ini. Ruangan rumah bagian depan dibagi dua yang sama besar masing-masing berukuran 3x3 meter, untuk warung dan tempat nongkrong. Konsepnya bisa "mirip" seperti 7-eleven atau beberapa gerai Alfamart dan Indomaret yang menyediakan tempat nongrong serta melengkapinya dengan makanan dan minuman. Demikian di warung ini juga menyediakan makanan dan minuman walau dengan menu sederhana. Seperti mi instan, sosis dan roti bakar. Minumannya pun dari seduhan dari aneka rasa yang berkemasan sachet.