Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dusun Brau, Daerah Terpencil Penghasil Susu Sapi Perah Utama di Kota Batu

26 Juli 2017   17:23 Diperbarui: 27 Juli 2017   07:25 3455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pos penampungan susu dari para peternak, yang harus di simpan ditempat khusus sebelum dikirim ke pemasok keesokan harinya. Dok pribadi

Kita tentu pernah menikmati segelas susu dengan segala varian dan rasa. Yang sering adalah menyeduhnya dari yang berbentuk bubuk atau kental, ataupun yang lebih praktisnya dalam bentuk yang sudah berupa kemasan, langsung bisa diminum. Tanpa banyak kita ketahui dan sadari bahwa semua bentuk susu olahan tersebut berasal dari susu segar dari sapi perah yang dikelola peternak atau perusahaan.

Kota Batu dan sekitarnya merupakan daerah dataran tingggi yang berhawa dingin yang cocok untuk habitat sapi perah. Beberapa sapi dipelihara dangan baik yang kemudian dapat dimanfaatkan dengan mengambil susunya. Ada yang menarik bahwa penghasil susu di Batu ini berasal dari sebuah dusun yang begitu terpencil. Dapat dikatakan bahwa inilah dusun yang sebagian besar penduduknya sebagai peternak sapi perah selain sebagai petani.

Sistem keberadaan sapi perah yang diterapkan -boleh dibilang- merupakan peternakan rakyat. Maka tidak heran bila mengunjunjungi dusun ini hampir tiap rumah terdapat kandang sapi perah. Sapi perah ini dikelola sendiri oleh tiap anggota keluarga -yang bisa terdiri- bapak, ibu, dan anak yang saling berbagi peran mulai dari mencari pakan (baca: rumput), memberi makan, memerah, sampai mengantarkan susu ke pos penampungan.

Salah satu rumah warga yang tidak tampak wajah ketertinggalan walaupun berada di tempat terpencil. Dok pribadi
Salah satu rumah warga yang tidak tampak wajah ketertinggalan walaupun berada di tempat terpencil. Dok pribadi
Dusun ini terletak pada kaki bukit yang lebih populernya dengan sebutan Gunung Banyak, yang bagi para wisatawan merupakan tempat yang tidak asing lagi yang dikenal tempat wisata paralayang. Kawasan di Gunung Banyak ini memang indah dan mempesona, kita bisa melihat panorama Kota Batu dari kejauhan. Namun tidak banyak diketahui ada dusun di bawahnya yang merupakan penghasil susu perah utama di kota Batu.

Menuju dusun ini cukup mudah bisa dari Kota Batu atau dari Pujon. Bila dari arah Pujon ada jalan persimpangan bila ke atas menuju Gunung Banyak, sedangkan ke bawah akan menuju sebuah dusun penghasil susu perah ini. 

Secara administratif bernama Dusun Brau Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Dusun ini memang terpencil dengan jarak yang cukup jauh dari beberapa dusun tetangganya. Area hutan yang begitu luas dan lahan pertanian mengelilingi dusun yang terbagi dua (atas dan bawah) ini. Untuk akses jalan cukup memadai yang telah beraspal, bisa dilalui kendaraan roda empat.

Beberapa sapi milik warga dalam peternakan rakyat yang menjadi tulang punggung keluarga. Dok pribadi
Beberapa sapi milik warga dalam peternakan rakyat yang menjadi tulang punggung keluarga. Dok pribadi
Sudah dikelola koperasi

Sesuatu tentu akan lebih baik bila dikerjakan bersama dan terorganisir. Penanganan hasil susu perah dari para peternak sudah dikoordinir oleh koperasi. Muhammad Munir selaku Ketua Koperasi Margo Makmur Mandiri menjelaskan bahwa hasil susu perahan dari para peternak ditampung di koperasi sebelum dikirim ke penampung selanjutnya. 

Koperasi sendiri sudah berdiri sekitar tahun 2002 di saat perkembangan sapi perah sudah pesat di dusun ini. Selain itu warga cukup serius untuk mengembangkan sapi perah ini sebagai mata pencaharian utama selain di sektor pertanian.

Munir menjelaskan bahwa ada sekitar 130 KK (Kepala Keluarga) di Dusun Brau ini yang sebagian besar diantaranya mempunyai kandang sapi perah. Untuk anggota yang telah bergabung dengan koperasi sekitar 70 orang. Sedangkan jumlah sapi perah keseluruhan di dusun ini sekitar 600 ekor termasuk juga yang masih anakan. Ada sekitar 200 ekor sapi perah yang siap "berproduksi" setiap harinya yang dibagi dua waktu, pagi  (jam 5.00) dan sore (jam 16.00).

M. Munir (kiri) selaku ketua koperasi sedang berbincang santai dengan Kompasianer M Yunus. Dok pribadi
M. Munir (kiri) selaku ketua koperasi sedang berbincang santai dengan Kompasianer M Yunus. Dok pribadi
Setelah sapi diperah dan diperoleh susunya maka harus segera di setorkan ke koperasi untuk di tampung di mesin pendingin susu agar terjaga kualitasnya. Masa penyetoran dibagi dua, waktu pagi (jam 6.00-7.00) dan sore (17.00-18.00). Menurut Munir sebelum dimasukkan ke mesin menampung tersebut, perlu dicek kualitas (quality control) susunya. Pengecekan dengan alat tertentu sehingga diketahui layak tidaknya susu tersebut diterima. Kualitas susu ini mempengaruhi harga. Semakin bagus susu, harga akan semakin bagus juga. Sedangkan bila tidak memenuhi syarat, koperasi akan menolak untuk ditampung.

Untuk setiap harinya koperasi bisa menampung sekitar 2.500 liter susu perah, yang setiap hari juga dikirim kepada penampung berikutnya. 2.000 liter dikirim ke koperasi penampung yang lebih besar yang kemudian dikirim ke pabrik perusahaan pengolah susu di Pasuruhan. Sedangkan 500 liter lagi dikirim kepada tiga rekanan pengolahan susu home industry. Kontinuitas pengiriman terus dilakukan untuk menjaga "keseriusan" usaha dan agar koperasi tidak terkena "black list".

Koperasi dan kelompok tani sebagai wadah penggerak ekonomi. Dok Pribadi
Koperasi dan kelompok tani sebagai wadah penggerak ekonomi. Dok Pribadi
Peran koperasi tidak sekadar penampung susu segar. Koperasi juga membantu dalam pengadaan pakan ternak yang berupa konsentrat yang nantinya juga berpengaruh pada kualitas susu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun