Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Taman Kelinci, Wisata Baru di Pinggiran Barat Kota Batu

26 Desember 2016   11:52 Diperbarui: 4 April 2017   17:31 11457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerbang masuk menuju Taman Kelinci. Dok pribadi

Berbicara Kota Batu tidak akan lepas dari hawa sejuk dan dingin. Maklum saja posisinya berada di kaki Gunung Arjuno dan deretan Gunung Kawi. Tidak perlu ditanya akan pemandangannya, pasti berdecak kagum akan kebesaran Ilahi. Dari latar pengunungan itu juga dipermanis dengan “karya” manusia berupa lahan pertanian sawah dan kebun.

Sebagai destinasi wisata Batu terus berbenah, terlalu sayang bila keindahan alam itu terlewat begitu saja. Namun bukan berarti daerah sekitarnya tidak menikmati pembangunan wisata tersebut. Seperti kecamatan Pujon yang termasuk wilayah kabupaten Malang berbatasan dengan kota Batu sebelah barat. Peranan Pujon begitu vital terutama yang berbatasan dengan Batu tidak saja sebagai pelengkap melainkan sebagai pendukung. Wisata “milik” Pujon yang cukup terkenal adalah Songgoriti dan Air Terjun Coban Rondo.

Perlu diketahui juga wisata andalan Batu yang terkenal cukup indah adalah di kawasan gunung banyak. Berada di lokasi itu kita dapat melihat pemandangan kota Batu dan sebagian Kota Malang dari ketinggian. Suasana semakin indah bila cuaca cerah dan di malam hari sebab dapat melihat cahaya lampu yang berkedip dari bangunan di bawahnya. Dan untuk menuju puncak Gunung Banyak tersebut satu-satunya akses yang paling mudah adalah melewati daerah Pujon tersebut.

Taman yang ditata rapi dan warna-warni. Dok pribadi
Taman yang ditata rapi dan warna-warni. Dok pribadi
Wisata Baru di Pujon
Ada wisata baru di Pujon yang cukup menarik dan tematik. Tidak hanya menjual keindahan alam saja tetapi juga memasukkan unsur edukasi di dalammnya. Nama tempatnya cukup panjang, Plaza Garden Wisata Edukasi Rabbit Field (untuk selanjutnya, untuk lebih memudahkan, kita sebut saja Taman Kelinci). Tempat tersebut memang belum seratus persen jadi namun oleh pengelolanya sudah luncurkan terlebih dahulu sambil membenahi sektor yang lain. Saya beserta dari komunitas Malang Citizen (MC) berkesempatan menyaksikan peresmian awal (grand opening) tersebut dan untuk selanjutnya dapat dikunjungi untuk umum.

Acara itu berlangsung hari Jumat (23/12) yang bertempat di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Tempatnya mudah dijangkau, sebab untuk mengunjungi Gunung Banyak (wisata yang cukup populer) dipastikan akan melewati tempat ini. Pada siang yang cukup cerah tersebut kami datang dan disambut ramah oleh pengelonya, M. Ali.

Sang pengelola, M. Ali yang sedang menjelaskan taman ini. Dok pribadi
Sang pengelola, M. Ali yang sedang menjelaskan taman ini. Dok pribadi
Sambil menunggu acara peresmian kami berbincang santai dengan Ali yang kebetulan juga warga Batu ini. Ia menjelaskan bahwa taman ini lebih cenderung ke arah edukasi. Dan konsep yang dipilih adalah taman kelinci. Dan tidak heran pula di taman ini terdapat beberapa ekor kelinci yang berkeliaran bebas. Dan disediakan beberapa rumah kelinci yang dibuat cukup bagus. Selain sebagai tempat berteduh kelinci juga cocok sebagai latar selfie.

Ali juga menjelaskan bahwa taman ini masih dalam pengembangan untuk disempurnakan di kemudian hari. Ketika berkeliling di tempat ini, memang taman ini masih beberapa bagian yang perlu disempurnakan. Rumput dan tanaman penghias yang masih belum tumbuh lebat, serta beberapa bangunan yang masih belum dicat. Jika kita berada di kawasan ini akan terlihat jelas pandangan (view) Gunung Arjuno dan Kawi. Cukup indah memang apalagi ditambah hamparan kebun yang luas dan berundak milik warga setempat.

Rumah kelinci yang tampak apik. Dok pribadi
Rumah kelinci yang tampak apik. Dok pribadi
Tampak dari bawah beberapa rumah kelinci dan gazebo. Dok pribadi
Tampak dari bawah beberapa rumah kelinci dan gazebo. Dok pribadi
Rumah kelinci yang agak besar, bisa juga dimasuki manusia. Dok pribadi
Rumah kelinci yang agak besar, bisa juga dimasuki manusia. Dok pribadi
Taman laksana air mengalir. Dok pribadi
Taman laksana air mengalir. Dok pribadi
M. Ali tidak memungkiri bahwa ada kesan “dipaksakan” dalam pembukaan taman ini. Momentum tahun baru yang merupakan peak season dipakai menangkap peluang wisata untuk dikembangkan di kemudian hari. Dan pada hari peresmian itu terlihat pula warga dan pengunjung yang begitu antusias menikmati taman ini. Terutama anak anak yang gembira bermain dengan beberapa kelinci di dalamnya.

Dalam pengembangan ke depannya untuk memperkuat unsur edukasi Ali menyatakan bahwa di taman tersebut akan dibangun beberapa wahana outbound. Dengan menyesuaikan segala usia dari mulai TK sampai dewasa. Dan pihaknya pun akan berencana bekerja sama dengan dinas pendidikan setempat. Dan di tempat ini pula disediakan pengolahan susu mini yang bisa dipakai untuk pembelajaran.

Anak-anak yang asik bermain kelinci. Dok pribadi
Anak-anak yang asik bermain kelinci. Dok pribadi
Taman Kelinci sebenarnya adalah salah satu bagian dari konsep Plaza Garden. Bebepapa yang akan dikembangkan adalah kebun wisata (strawberry dan sayur) yang bermitra dengan petani setempat, tempat makan yaitu Kampoeng Cafe, serta rest area dan homestay.

Disediakan pengolahan susu mini, selain untuk produksi ditujukan buat pembelajaran. Dok pribadi
Disediakan pengolahan susu mini, selain untuk produksi ditujukan buat pembelajaran. Dok pribadi
Disediakan pula kafe buat yang suka kuliner. Dok pribadi
Disediakan pula kafe buat yang suka kuliner. Dok pribadi
Pembentukan Wahana karena “Kecelakaan”
Dalam acara pembukaan tersebut terungkap bahwa pembentukan Plaza Garden ini bukanlah direncanakan sejak awal. Menurut penuturan Budi Santoso dari pihak manajemen, dalam kata sambutannya bahwa dari awal sebenarnya kawasan ini diperuntukkan buat perumahan, dengan luas area 6 ha. Namun karena krisis moneter yang mendera di tahun 1998, tersebut proyek perumahan menjadi mandek.

Dengan berjalannya waktu impian membangun perumahan dihentikan. Dan “banting setir” untuk menangkap peluang yang ada dengan mengembangkan kawasan wisata. Potensi keindahan alam sudah tersedia secara gratis, serta pengembangan lain dengan mitra lokal dalam wisata berkebun. Dan beberapa rumah yang sudah dibangun akan difungsikan sebagai homestay bagi wisatawan.

Budi Santoso di saksikan para perangkat Desa menggunting pita peresmian. Dok pribadi
Budi Santoso di saksikan para perangkat Desa menggunting pita peresmian. Dok pribadi
Budi pun bercita-cita bahwa Plaza Garden ini dapat menjadi suatu kawasan yang terintegrasi dengan wisata di Gunung Banyak yang populer dengan paralayangnya, sehingga nantinya bisa menjadi wisata unggulan dunia. Upaya seperti itu semestinya harus bisa didukung oleh berbagai pihak. Suatu konsep wisata yang tidak meminggirkan para petani bahkan dijadikan mitra.

Dari pihak pemerintah juga harus bisa saling bekerja sama karena berbeda pemerintahan daerah (Kota Batu dan Kabupaten Malang). Jika perlu pemerintah propinsi Jawa Timur ataupun pusat (kementerian terkait) dapat turun tangan untuk menjembatani itu semua. Maklum saja “lahan basah” sering diributkan karena ingin memperoleh jatah yang dirasa adil.

Tampak dari atas. Dok pribadi
Tampak dari atas. Dok pribadi
Tampak dari samping atas. Pemandangan gunung dan lahan pertanian. Dok pribadi
Tampak dari samping atas. Pemandangan gunung dan lahan pertanian. Dok pribadi
Pada bagian atas perlu banyak pembenahan untuk mempercantik diri. Dok pribadi
Pada bagian atas perlu banyak pembenahan untuk mempercantik diri. Dok pribadi
Semoga saja Plaza Garden terutama Taman Kelinci ini tidak hanya sekedar menjadi kawasan wisata pelepas lelah. Tetapi juga dapat menjadi wahana pendidikan dan pembelajaran, yang di sekolah –bisa jadi- para murid hanya “dijejali” teori saja tanpa disertai aplikasinya. Dan belajar pun bisa lebih santai karena disertai dengan bermain pula.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun