Sudah mengendap di benak kita bahwa pasar tradisional dipresepsikan sesuatu yang tidak mengenaknan: kumuh, kotor, bau, dan tidak nyaman. Maka tidak heran keberadaannya mulai tidak mendapat minat dari masyarakat.
Alasannya sederhana sebab ada pasar lain yang lebih modern yang menawarkan sesuatu yang lebih: bersih dan nyaman. Terpinggirkannya pasar tradisional itu patut disayangkan sebab di sana berkumpulnya pelaku usaha dari banyak warga biasa, dan jauh berbeda dengan pasar modern yang dimiliki dan dikelola oleh para pengusaha (baca: kapitalis).
Upaya yang dapat dilakukan secara “head to head” menghadapi keberadaan pasar modern tersebut adalah menyainginya dengan keunggulan pasar modern tersebut. Membuat pasar tradisional yang bersih dan nyaman bukanlah sesuatu yang mustahil. Adalah Pasar Oro-Oro Dowo ini patut menjadi contoh. Embel-embel nama pasar ini ada yang menyebut pasar rakyat ataupun pasar tradisional, untuk selanjutnya kita sebut saja pasar Oro-Oro Dowo.
Kompas.com mewartakan, untuk menjadi pasar rakyat yang baik dan modern seperti yang disampaikan Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi era Kabinet Indonesia Bersatu II. Bahwa pengelola pasar harus memenuhi tujuh syarat utama.
Selain menjaga kebersihan, segar, sehat, higinies dan ramah lingkungan, pasar juga harus taat hukum dan ukur dalam timbangan sehingga tak merugikan pembeli, serta memberikan kesejahteraan. Syarat ini sudah dipenuhi oleh pasar Oro-Oro Dowo ini.
Dalam proses revitalisasi pasar tersebut tidak semua bangunan dihancurkan beberapa bangunan pada bagian depan tetap dipertahankan, yang merupakan warisan pembangunan era kolonial Hindia Belanda dahulu. Sedangkan peresmiannya pada 1 April 2016 lalu oleh Menteri Perdagangan RI Thomas Trikasih Lembong yang juga disaksikan walikota Malang H. Moch. Anton.
Di seberang sebelah baratnya terdapat ruang publik hutan Malabar, bisa dipakai untuk pengantar sebagai ruang tunggu. Untuk sanitasinya di buat cukup modern dengan mengalirkan limbah cair dari tiap tiap kios melalui pipa-pipa di bawah tanah yang kemudian disalurkan ke bak penampungan. Dengan penataan yang baik ini maka pasar tidak menjadi becek dan berbau.
Mengunjungi pasar ini walaupun namanya terselip rakyat atau tradisional suasananya terasa nyaman dengan lingkungan yang bersih. Tidak ada kesan kotor, becek atau genangan air. Tidak ada bau yang menusuk hidung.
Bau daging atau buah yang dijual memang masih terasa itu pun bila kita mendekat pada kiosnya. Lorong antar kios yang bersebelahan cukup lebar sehingga tidak terkesan sempit. Pada bagian tengah atap yang menutupi dibuat cukup tinggi sehingga sirkulasi udara cukup terjaga dan tidak pengap.