Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Urusan Penyensoran Tidak Sepenuhnya Tanggung Jawab LSF

1 September 2016   21:52 Diperbarui: 2 September 2016   12:22 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahmad Yani Basuki saat memberikan pemaparan. Sumber: Dok panitia Roadblog

Dalam acara sosialisasi tersebut, Ketua LSF Ahmad Yani Basuki sendiri yang menyampaikan paparannya. Ia menyatakan ada pro dan kontra dalam penyensoran. Bagi yang kontra menyatakan bahwa seni dan kreativitas apa pun tidak boleh dipasung. Sedangkan yang pro menyatakan bahwa perlu adanya perlindungan terhadap masyarakat terhadap tayangan yang disajikan.

Menurutnya, penyensoran bisa tajam ataupun tumpul, dan itu juga menjadi pro dan kontra. Pekerja seni pun tidak ingin karyanya “diacak-acak”. Sebagai jalan tengah biasanya LSF memberikan saran agar pekerja seni tersebut dapat menyajikan hal yang lebih halus tidak vulgar tanpa mengurangi subtansinya.

Perlu Dukungan Semua Pihak

Karya seni memang perlu dihargai. Atas nama keindahan seni dan kebebasan berkarya harus juga dipahami tidak semua orang bisa mengaksesnya. Tiap orang mempunyai cara pandang berbeda. Untuk itu bagi kalangan yang “lemah” senantiasa harus dilindungi, terutama genersi muda. Bagi pekerja seni sah-sah saja membuat karya yang sensasional, namun juga diperhatikan siapa khalayak yang menontonnya. Jika disuguhkan kepada kalangan terbatas tidaklah masalah. Jika disebar secara tidak terkontrol jelas akan membuat gaduh di masyarakat. Untuk itu kiranya para pekerja seni memperhatikan hal tersebut terutama yang berkenaan karya sinema.

Masyarakat pun harus punya standar yang jelas dalam mengakses sebuah karya. Jika itu termasuk tontonan yang katagori dewasa, perlu berhati-hati dalam mengajak rekan yang diajak menonton. Hindari mengajak anak-anak di bawah umur bila menonton di bioskop. Bila mendapati di televisi, diupayakan segera mengganti saluran sembari memperketat tontonan pada anak-anak.

Pengelola bioskop diharapkan memperketat penonton yang akan menonton. Tidak sekedar ingin memperoleh keuntungan. Jika perlu penonton menunjukkan kartu identitas sebelum membeli tiket. Bagi pengelola televisi diharapkan memperhatikan jam tayang yang pantas bagi tontonan yang sesuai dengan jam tayangnya.

Dukungan semua pihak jelas diperlukan karena urusan sensor-menyensor jangan hanya dibebankan tanggung jawab kepada LSF. Pelarangan terlalu ekstrem juga tidak baik yang akan menghambat kreativitas. Jalan tengah yang ditempuh adalah semua pihak turut serta dalam urusan penyensoran tersebut sehingga siapa yang menontonnya akan tepat sasaran. Generasi muda perlu diselamatkan untuk tidak mengakses sesuatu yang memang belum waktunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun