Bahasan tentang kafe ini pun cukup beragam, sampai sampai ada yang iseng tanya apakah tempat ini ada “penunggunya” atau tidak. Anita menjawab cukup standar saja, dia sendiri tidak bisa “melihat” tetapi saudaranya ada yang bisa “melihat” dan ditempat ini katanya “ada”. Dan terlepas dari itu semua, masalah seperti ini dikembalikan kepada pribadi masing-masing, karena punya presepsi sendiri-sendiri.
Malam semakin larut, mbak Wawa berserta keluarga pamit duluan. Kami Bolang masih di tempat untuk sekedar koordinasi internal. Kami mengevaluasi kegiatan selama ini, dan merencakanan kegiatan bulan berikutnya. Bagi Bolang kegiatan setiap bulan “wajib” ada dengan variasi acara. Dan kadang kami lakukan adalah kumpul dahulu kemudian secara spontanitas acara mau dilanjut ke mana.
Kebersamaan pada malam itu harus berakhir, acara pun ditutup dengan perasaan lega. Kami pun pulang ke tempat masing-masing. Kami berharap kedepanya Bolang tetap eksis dengan berbagai kegiatan, dan semoga itu semua bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H