Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mendaki Bukit Tempat Turunnya Wahyu Pertama Al-Quran

10 Maret 2016   08:02 Diperbarui: 10 Maret 2016   09:56 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Para pengunjung antre untuk dapat masuk ke Gua Hira. Dok Pribadi"][/caption]

Sudah banyak mengetahui bahwa wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril turun di Gua Hira yang letaknya di mendekati puncak Bukit Cahaya (Jabal Nur). Bagi yang sempat datang ke kota Makkah maka diharapkan dapat mengunjungi tempat bersejarah ini. Dan kesempatan itu saya dapatkandengan menyela hari ketika berada di Mekkah dalam rangka menjalankan ibadah umrah pada Februari lalu (23/02).

Letak Jabal Nur tidak begitu jauh dengan Masjidil Haram sekitar 7 km, namum demikian untuk lebih praktisnya menggunakan taxi yang banyak ditemui di sekitar hotel untuk menuju ke kaki bukit. Jalan raya menuju kaki bukit saja sudah begitu curam, kemiringan jalan bisa 30 derajat, maka supir taxi di sana begitu lihai mengemudikannya.

[caption caption="Tinggal mengikuti tangga buatan untuk menuju puncak. Dok Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Dibantu pagar pengaman agar pengunjung merasa tenang dalam menghadapi curamnya bukit. Dok Pribadi"]

[/caption]

Memandang Jabal Nur bukanlah seperti memandang bukit di tanah air yang begitu hijau. Jabal Nur adalah kumpulan dan tumpukan batu cadas yang sangat keras, bukan tumpukan tanah seperti dugaan saya sebelumnya. Tampak bukit batu yang begitu curam dan tinggi dengan nuansa ketandusan, dari kaki bukit kelihatan para pengunjung yang sudah sampai di puncak bukit. Untuk ketingggian Jabal Nur sendiri dengan mencari beberapa informasi, kurang lebih dua ratus meteran.

Menuju ke arah puncak cukup mengikuti jalur yang sengaja dibuat. Dan beberapa tampak alami dan selanjutnya dapat ditemui tangga buatan baik batu yang dipahat ataupun dibuat dari olahan semen, semua dibentuk semudah mungkin bagi para pendaki. Jalan yang dilalui tidaklah lurus menjulang ke atas seperti anak tangga di Gunung Bromo, namun berkelok kadang ditemui jalan terjal dan berliku. Di sisi kanan kiri di beri pagar pengaman agar kita merasa tidak terlalu khawatir. Sesekali melihat curamnya bukit membuat merinding entah karena fobia ketinggian atau khawatir jatuh saja.

Mendaki Jabal Nur memang melelahkan karena jalannya tidak landai. Tetapi tidak mengapa rasa lelah terobati dengan menikmati pemandangan yang begitu indah. Di ketinggian kita dapat melihat jajaran bangunan di kota Mekkah. Dan tampak kecil di kejauhan menara Zam-zam yang berada samping Masjidil Haram.

[caption caption="Jalur berkelok dalam mendaki bukit. Dok Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Akan dijumpai bongkahan batu besar selama pendakian. Dok Pribadi"]

[/caption]

[caption caption="Menikmati bangunan kota Mekkah selama pendakian. Dok Pribadi"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun