Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mendaki Bukit Tempat Turunnya Wahyu Pertama Al-Quran

10 Maret 2016   08:02 Diperbarui: 10 Maret 2016   09:56 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Jika lelah, jangan dipaksakan tersedia beberapa pos untuk dijadikan istirahat sejenak. Dok Pribadi"]

[/caption]

Para perempuan dan orang renta tangguh

Memang benar apa yang dikatakan Ustad Ali muthawif (pemandu rambongan umrah) bahwa akan ditemui orang yang sudah renta yang mendaki demikian pula dengan perempuan. Dan benar apa yang dikatakan Ustad Ali, saya menemui perempuan tangguh (nampaknya dari India atau Banglades) dan juga orang renta yang sedang mendaki ataupun sudah sampai di puncak.

Salut juga bagi mereka yang tangguh itu yang menurut –logika- kita mereka adalah insan lemah secara fisik. Entah apa yang membuatnya tengguh, mungkin saja semangat yang kuat untuk melihat sendiri tempat wahyu pertama diturunkan adalah sugesti tersendiri.

[caption caption="Para pengunjung memandangi bangunan kota Mekkah di ketinggian. Dok Pribadi"]

[/caption]

Ada saja tangan jahil

Batu cadas yang besar beberapa diantaranya tampak rata dan “mulus”. Bukannya merasa takjub atau mengagumi malah membuat sesuatu yang tidak patut. Ada saja tangan jahil yang merusak keindahan dengan aksi corat-coret (baca: vandalisme).

Sangat disayangkan tempat yang bersejarah ini (walau tidak dianggap sakral) dibuat tidak indah. Seharusnya sebagai pemeluk agama yang taat ikut serta menjaganya dengan mengambil sikap turut meliliki (self belongin) bukan dengan bersikap semaunya selayaknya seperti milik sendiri.

Jabal Nur adalah salah satu situs yang wajib dijaga kelestariannya karena ada sejarah keagamaan di situ. Kita memang tidak perlu terlalu lebay menempatkan Jabal Nur atau Gua Hira sebagai sesuatu yang sakral, namun demikian kita harus bisa menjaganya paling tidak dengan tidak merusaknya.

Memang di Jabal Nur ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah Saudi dengan tidak adanya petugas keamanan. Ini jauh beda dengan dua tempat suci di Masjidil Haram ataupun Masjid Nabawi di Medinah, yang tampak polisi sebagai penjaga keamanan juga mencegah para jamaah yang bertindak berlebihan terhadap tempat yang dianggap suci atau keramat.

[caption caption="Aksi corat-coret pengunjung yang tidak bertanggung jawab. Dok Pribadi"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun