[caption caption="Direktur Utama PT FKT turut terjun langsung dalam acara ini. Dok Pribadi"]
Sikap egaliter
Baik dalam press conference ataupun kunjungan ke pabrik, kami para Kompasiner dan jurnalis tidak dibedakan perlakukannya. Bahkan dalam kunjungan ke pabrik justru para Kompasianer yang banyak mendominasi ketika dari pihak PT FKT memberi paparannya.
Para Kompasianer pun sama leluasanya dalam mencari informasi kepada para nara sumber yang hadir. Begitupun saat makan siang baik dari pihak PT FKT, para jurnalis, dan Kompasianer saling berbaur. Kehadiran Direktur Utama, Patrick Adhiatmadja yang terlibat langsung pada acara tersebut memberi warna tersendiri dan berjalan secara natural dan tidak terlalu banyak prosedural yang tidak perlu. Memang pada saat sesi tanya jawab pada press conference, pembawa acara memprioritaskan kepada para jurnalis begitu pula dengan door prize nya. Dan itu bagi Kompasianer bukanlah persoalan berarti, dan pada saat acara usai para jurnalis dan Kompasianer juga diberi bingkisan yang sama.
[caption caption="Sesi santai bagi-bagi door prize. Dok Pribadi"]
Boleh memotret
Sepertinya PT FKT juga sangat terbuka atas kunjungan terhadap pabriknya oleh siapapun. Dan untuk memasukinya pun ada aturannya yang dijelaskan oleh Mangatas Panjaitan, EHS & Security Officer PT FKT. Aturan itu bersifat anjuran dan larangan. Dan larangan yang paling mencolok adalah tidak boleh memotret di dalam pabrik. Larangan itu bagi insan jurnalis ataupun blogger jelas kurang mengenakkan, membuat liputan tanpa disertai foto jelas kurang lengkap.Dan akhirnya kebijakan itu pun dicabut, kami yang hadir saat itu diberi pengecualian boleh menggunakan kamera untuk memotret. Dan itu melegakan kita semua yang memang sejak dari awal kamera sudah dipersiapkan.
[caption caption="Beberapa aturan ketika kunjungan ke pabrik. Dok Pribadi"]
Kecil-kecil cabe rawit dan Pakai teknologi canggih
Pabrik PT FKT di rawa Bali tempat yang dikunjungi ukurannya seperti yang dilansir Kompas.com sekitar 5.500 m2. Ukuran seperti itu menurut saya tidaklah terlalu besar, saya pernah mengunjungi pabrik minuman dalam kemasan di daerah Pandaan yang ukurannnya cukup luas. Walau demikian jangan dikira produksi PT FKT itu kecil, yang memang masih punya pabrik lagi di Rawa Gelam. Ketika diajak berkeliling kita melewati ruang riset yang berkaca, dan terus kebelakang baru kita melihat pabriknya. Tempatnya cukup bersih dan dengan suhu yang sedang (tidak panas, dan tidak terlalu sejuk dengan keberadaan AC), dengan penataan yang cukup rapi antara ruang produksi dan kemudian ditempatkan pada ruangan pengepakan. Pada waktu itu pabrik sedang beroperasi yang serba mesin namun tidak terdengar suara yang begitu berisik dan tidak berbau yang begitu menyengat.
Menurut Prasetyo Budiono, Plant Operation Manager PT Federal Karyatama, salah satu yang mengawal kunjungan itu menyatakan bahwa semua peralatan menggunakan serba mesin, dan beberapa diantaranya menggunakan robot baik pengisian, sampai pengepakannya. Robot-robot itu bergerak dengan sangat cepat dan presisi dalam bekerja, dengan produksi yang bisa dihasilkan sekitar 12-16 ribu botol per jamnya. Dan pekerja yang dalam pabrik tersebut berjumlah 28 orang untuk mengawasi jalamnya produksi pelumas. Dalam sistem kerjanya dibagi dua shift, dari pukul 07.00 sampai 16.00, dan berlanjut 16.00 sampai 01.00 dini hari.