Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Film Surga yang tak Dirindukan, Karena Memang itu Semu

23 Juli 2015   13:24 Diperbarui: 4 April 2017   17:00 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada posisi “hidup mati” akhirnya Pras memberikan harapan kepada Meirose agar jangan menyerah, bahwa tidak semua laki-laki tidak seperti itu. Sebagai jaminannya ia sendiri bersedia menikahinya agar dapat merawat Meirose dan bayinya. Meirose pun luluh akan kebaikan Pras, dan mengurungkan niat bunuh diri itu.

Dan rupanya janji Pras tidak sekedar gombal, atau pemberi harapan palsu (PHP). Keesokan harinya ia melakukan akad nikah di depan penghulu, disaksikan dokter dan dua sahabatkan karibnya Amran (Kemal Palevi) dan Hartono (Tata Ginting). Pernikahan itu jelas kontroversial sebab, tanpa sepengetahuan Arini istrinya. Dan Hartono pun sempat memprotesnya, dengan alasan bahwa menolong tidak harus menikahinya. Bahkan Hartono sempat menuduh Pras memang menyukai Meirose yang memang mempunya paras cantik. Pras pun membantahnya bahwa ia baru kenal Meirose baru kali itu. Dan tujuan menikahinya itu adalah menyelamatkan Meirose agar tidak bunuh diri sekaligus dapat menyelamatkan bayinya.

Paska penikahan itu malah membuat hidup Pras bertambah ruwet. Selain harus menutupi pernikahan itu agar Arini tidak tahu dengan tujuan tidak menyakitinya. Disisi lain ia harus memulihkan jiwa Meirose yang berangsur membaik. Akibat banyak permasalahan itu berimbas pula pada pekerjaan, beberapa proyeknya kacau-balau, yang membuat dua sahabatnya itu uring-uringan juga.

Sepandai-pandainya tupai melompat akhirnya jatuh juga. Rahasia pernikahan Pras dengan Meilrose akhirnya tercium oleh Arini. Dengan melakukan investigasi layaknya detiktif, akhirnya ia berhasil menemui madunya di rumah tinggal Melros. Arini pun melabrak Meirose, bahwa ia telah merusak dongeng indah yang dibangun dengan Pras.

Pras sendiri juga gamang. Sebagai seorang lelaki yang pernah berjanji untuk setia dan tidak akan menyakiti Arini ternyata mengingkarinya. Semua dilakukannya dalam keadaan yang serba “terpaksa” tanpa ia sendiri juga tidak menginginkannya. Latar belakang Pras memang kelam. Ia melihat sendiri bagaimana ibunya yang tertabrak mobil yang lari karena depresi ditinggal ayahnya. Yang akhirnya masa kecil Pras dihabiskan di panti asuhan. Melihat Akbar, anak dari Meirose, Pras menginginkan bahwa anak itu tidak boleh senasib dengannya, bahwa sejarah tidak boleh terulang kembali.

Ikhlas dan sabar yang bukan dipaksakan

Arini jelas kecewa berat, tidak disangka bahwa Pras yang selama ini dianggap setia telah tega mengkhianatinya. Kekecewaaan Arini semakin memuncak ketika tanpa diduga bapaknya belum lama meninggal ternyata juga melakukan poligami.

Sempat pula terpikir di hati Arini untuk berpisah dengan Pras. Sang ibu (Sitoresmi Prabuningrat) berupaya mencegahnya demi kebaikan Nadia anak semata wayangnya itu. Arini pun sempat berdalih bahwa hal itu tidak akan menjadi persoalan sebab banyak anak yang dapat hidup “selayaknya” walaupun dalam single parent.

 

Memang pada akhirnya masalah tidak boleh dihindari. Sebisa mungkin masalah itu dihadapi dan dicoba dicarikan jalan keluarnya. Masalah Arini memang cukup berat, apalagi dalam urusan membagi hati. Perasaan sedih, kecewa, dan marah Arini pada saat tahu semuanya dapat teredam. Melihat ibunya yang begitu tabah dan bijak membuat Arini mengerti walaupun sulit rasanya untuk menerima segala kenyataan pahit itu. Rasa cinta Arini kepada Pras dan Nadia begitu besar, tapi tetap saja menyisakan satu pertanyaan. “Jika cinta bisa membuat seorang perempuan setia pada satu lelaki, kenapa cinta tidak bisa membuat lelaki bertahan dengan satu perempuan?” .

Pada akhirnya sabar dan ikhlas adalah muara dari segala penyelesaian yang dihinggapi manusia. Namun semua itu akan lebih bermakna bila datang dari kesadaran sendiri bukan karena paksaan apalagi dengan saran yang “sok sok-an” walupun pakai dalil segala. Sabar dan ikhlas saja tidak cukup, rasa syukur dan cinta adalah pelengkap sehingga menjalani kehidupan dunia dengan segala kondisinya akan terasa ringan dan tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun