Mohon tunggu...
Hery Supriyanto
Hery Supriyanto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Warga net

Liberté, égalité, fraternité ││Sapere aude ││ Iqro' bismirobbikalladzi kholaq ││www.herysupri.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Resolusi 2014: Mengubah Diri Sendiri Berharap Mengubah Dunia

28 Desember 2013   20:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:24 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_311884" align="aligncenter" width="561" caption="Dok. pribadi"][/caption]

Setiap manusia di muka bumi ini pasti menginginkan kondisi yang terbaik. Baik itu kondisi manusianya ataupun lingkungannya. Namun kadang keadaan ideal itu terlalu muluk, sehingga manusia bersusah payah untuk mewujudkannya. Impian sebuah tatanan dunia yang damai, aman, dan nyaman seperti laksana di syurga. Namun kondisi ideal itu sulit terwujud. Hal ini dikarenakan terlalu banyak kepentingan dan tidak ada yang mau mengalah dan merasa dirinya yang paling benar. Menginginkan kepentingannya didahulukan atau bahkan sebisa mungkin mengikuti keinginan dan kepentingannya itu.

Walaupun saling mempertahankan egonya, manusia masih saja berfokus pada tatanan masa depan yang dianggapnya bagus itu. Namun sayang hanya mengharapkan hasil, dengan mengesampaingkan proses menuju tujuan itu. Mengharapkan orang lain berubah tanpa menyadari bahwa diri sendiri yang seharusnya berubah terlebih dahulu. Ego manusia rupanya menghambat proses dan tujuan itu. Andai saja mau mengalah sedikit saja maka diharapkan segala proses akan berjalan dengan lancar.

Berubah mulai dari diri sendiri sangatlah penting walaupun itu sulit. Ada pelajaran yang baik dari seorang arsitek asal Inggris di abad 11 lalu yang meninggalkan pesan di batu nisannya. Pesan itu sungguh menyentuh dan sangat relevan di sepanjang masa untuk menjadi intropeksi dan inspirasi bagi yang mau membacanya. Isi pesannya kurang lebih seperti berikut:

Ketika aku masih muda dan bebas, Imajinasi tak terbatas, Aku bermimpi mengubah dunia. Lalu, pada saat aku semakin dewasa dan lebih bijaksana, Aku menemukan bahwa dunia tidak mau berubah, Maka, aku pun merendahkan jangkauanku dan memutuskan Untuk mengubah negaraku saja Tapi, kelihatannya ini terlalu berat. Saat aku mulai memasuki usia senja Dalam satu upayaku yang terakhir, Aku bertekad untuk mengubah keluargaku, Yaitu orang-orang terdekat denganku, namun aduh, Sedikitpun mereka tidak mau berubah. Di ranjang kematianku, Dan kini, saat aku telah berbaring Tiba-tiba aku tersadar: Kalau saja aku lebih dahulu mengubah diri sendiri, Maka, dengan contoh itu aku mungkin bisa mengubah keluargaku Lalu, dari inspirasi dan dorongan mereka, Tentu aku akan mampu menjadikan negaraku lebih baik, dan siapa tahu, Aku mungkin bisa mengubah dunia (Tertulis di batu nisan Westminster Abbey, 1100)  sumber

Jika dikaji mendalam apa yang dikatakan Westminster Abbey adalah benar adanya. Jika pepatah yang mengatakan perjalan 1000 mil berawal 1 langkah, demikian pula perubahan dunia maka dimulai dengan perubahan diri sendiri. Perubahan diri yang berorientasi pada kebaikan orang banyak. Dan ini dapat menyadarkan dan menginspirasi orang banyak maka kebaikan yang lebih besar akan mudah tercapai. Karena di sini ada kesadaran kolektif untuk bekerja sama dalam mewujudkan visi dan misi yang sama.

Agar orang menjadi baik diperlukan sosok teladan. Setiap orang memerlukan contoh nyata yang dapat diikuti dan menjadi panutan. Teladan yang diberikan tidak sekedar manis di bibir tetapi yang lebih penting melalui sikap dan perbuatan nyata. Ketika berkata harus jujur maka dirinya sendiri yang harus bersikap jujur. Kita dapat mengambil contoh mendiang Nelson mandela walau dihukum penjara akibat aktifitas politiknya yang menentang diskriminasi. Ketika dibebaskan ia tidak dendam. Ketika dipercaya menjadi presiden Afrika Selatan ia membentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) yang bertujuan untuk mengungkap kebenaran yang kemudian diupayakan untuk saling memaafkan.

Mandela orang terdepan yang mencontohkan arti maaf itu. Ia memaafkan rejim sebelumnya yang bahkan memenjarakannya, padahal dengan kekuasaannya ia bisa saja lakukan tindakan balasan. Nanum ia tidak melakukan yang seharusnya bisa dilakukan. Ia melakukan hal besar yang penuh pengorbanan demi masa depan Afrika Selatan yang lebih baik. Upaya Mandela itu berhasil membawa bangsa Afrika Selatan yang beragam warna kulit menuju rekonsiliasi. Semua kesalahan dapat dimaafkan namun tidak dilupakan agar tidak terjali hal serupa di masa datang. Afrika Selatan berhasil keluar dari dendam yang berkepanjangan. Peran Nelson Mandela sangat besar di balik itu semua.

Nelson Mandela adalah contoh nyata, dan banyak pula tokoh besar di dunia ini yang mempunyai jasa serupa. Berawal dari dirinya sendiri yang berubah, kemudian negara akan berubah. Dan itu akan menginspirasi bagi perubahan dunia. Sesuatu yang luar biasa berawal dari pribadi-pribadi yang luar biasa pula. Yang mau berkorban mengesampingkan kepentingan sendiri untuk kepentingan yang lebih besar. Dan itu dapat terjadi pada semua manusia, dapat menjadi pahlawan yang layak diteladani.

Tinggal selangkah lagi kita akan meninggalkan tahun 2013. Menyambut tahun baru 2014 biasanya orang dituntut untuk membuat resolusi. Yang berbuat terbaik untuk kondisi yang lebih baik lagi, baik untuk diri sendiri dan orang lain. Saya sendiri tidak muluk-muluk dalam melakukan resolusi. Saya ingin menghayati apa yang dikatakan Westminster Abbey itu, bahwa semua perubahan besar itu berawal dari diri sendiri. Dalam agama pun dianjurkan seperti sabda Rasulullah, dimulai dari diri sendiri (Ibda bi nafsi). Untuk berubah demi kebaikan bersama.

Di tahun 2014 nanti negara kita tercinta Indonesia perlu terobosan yang luar biasa untuk keluar dari segala permasalahan yang ada, mulai dari krisis ekonomi sampai moral. Tuhan pun berfirman bahwa Ia tidak akan mengubah suatu kaum sebelum kaum itu mengubah dirinya sendiri. Mengubah suatu kaum (bangsa) harus dimulai dari mengubah diri sendiri. Saya dan anda sekalian tentu ingin menjadi orang baik. Dalam pelaksanaanya adalah menyarankan dan berbuat kepada kebaikan serta mencegah keburukan (amar maruf nahi mungkar). Selain berbuat baik juga meninggalkan hal-hal buruk, dari yang remeh sampai yang besar. Dan semua aktifitas hendaknya dimulai dengan niat yang baik, dengan demikian –mudah-mudahan- akan didapatkan hasil yang baik pula. Sudah saatnya kita intropeksi diri. Dan semoga saya dan anda sekalian di kemudian hari tidak mengalami penyesalan seperti yang dialami Westminster Abbeyitu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun