Naik naik ke puncak gunung…. tinggi-tinggi sekali…..
Itulah lagu yang kerap kita dengar sewaktu dulu duduk di bangku taman kanak-kanak (TK). Bayangan kita tentang gunungadalah cukup tinggi dan berapi, dan sewaktu-waktu dapat meletus. Di puncaknya ada asap yang menyembur berwarna putih yang biasanya beriringan dengan awan. Gambaran yang tinggi itu menyebabkan bayangan kita untuk mencapai puncak gunung begitu terjal dan berliku. Perjuangan menuju ke sana harus kuat fisik dan mampu menantang bahaya bahkan nyawa taruhannya, tidak sedikit para pendaki yang pulang hanya tinggal nama.
[caption id="attachment_314260" align="aligncenter" width="570" caption=" Yang banyak dinantikan orang momentum saat terbitnya mentari pagi. Suasana di Penanjakan sambil melihat pemandangan gugusan dataran tinggi, gunung Bromo, Batok, dan Semeru. Dok pribadi"][/caption]
Sebenarnya untuk mencapai puncak gunung berapi tidaklah seberat yang kita duga. Negeri kita Indonesia kaya akan keberadaan gunung berapi. Dan ada gunung berapi yang dengan mudah kita taklukkan dan aman, salah satunya adalah gunung Bromo. Dan di puncaknya kita bisa melihat kawah yang masih ada aktifitas layaknya gunung berapi lainnya. Mengapa dikatakan mudah dan aman sebab gunung Bromo termasuk gunung yang tidak terlalu tinggi, jalan yang dilalui tidak berliku. Sehingga untuk sampai puncak tidak memerlukan waktu lama hanya hitungan jam, tidak berhari-hari seperti mendaki gunung berapai lainnya. Mendaki gunung Bromo tidak perlu persayaratan berat, jika kuat berjalan saja itu sudah cukup.
Pada hari minggu (22/12/13) lalu, saya berkesempatan mengunjungi gunung Bromo. Akses menuju ke sana cukup mudah, ada yang melalui Probolinggo atau melalui Malang (kecamatan Tumpang). Namun yang paling mudah adalah melalui Probolinggo, akses jalan sudah tersedia. Jam 11 sabtu malam saya beranjak darikota Malang melalui jalur Probolinggo. Sekitar minggu jam 2 dini hari sudah sampai di Desa Ngadisari untuk parkir mobil, dan setelah itu ganti mobil jenis jeep yang dapat disewa.
[caption id="attachment_314261" align="aligncenter" width="570" caption="Setelah melewati lautan pasir, bersiap untuk menuju gunung Bromo. Dok pribadi "]
Setelah itu mengunjungi Penanjakan, yang merupakan daratan tinggi untuk dapat melihat pemandangan gunung Bromo, Batok, dan Semeru. Di tempat ini biasanya para pengunjung menantikan terbitnya matahari di ufuk timur.Setelah telah melihat matahari terbit dan puas berfoto ria dapat dilanjutkan menuju gunung Bromo memakai jeep pula. Sebenarnya untuk melihat matahari terbit dapat langsung menuju Bromo tidak perlu ke Penanjakan. Tergantung keinginanan dan selera masing-masing.
Menuju gunung Bromo melewati lautan pasir yang cukup luas. Kemudian berhenti pada pos pemberhentian jeep terakhir. Setelah itu waktunya mulai ke puncak Bromo. Untuk menuju ke arah sana dapat berjalan kaki, jika tidak ingin lelah dapat menyewa kuda yang banyak dijajakan. Jarak menuju ke arah kaki Bromo kurang lebih 3 Km. Jalannya cukup landai, jarang dijumpai jalan menanjak.Sepanjang jalan merupakan pasir hitam hasil muntahan letusan Bromo yang pernah meletus.
[caption id="attachment_314262" align="aligncenter" width="570" caption="Jika lelah bisa istirahat dulu sambil mampir di warung kecil, atau bisa naik kuda. Dok pribadi"]
.
[caption id="attachment_314263" align="aligncenter" width="500" caption="Menuju puncak Bromu cukup terbantu dengan menaiki anak tangga yang sengaja dibagun. Dok pribadi"]
Jika lelah tidak perlu dipaksakan dapat beristirahat terlebih dahulu. Dapat menikmati makanan dan minuman di sana. Tersebar warung ala kadarnya yang sekedar menjual air minum, kopi dan the hangat, serta mie instan seduh. Jika ingin naik kuda tersedia cukup banyak, harganya pun tidak semahal ketika dimulai dari pos pemberhentian jeep. Di kaki gunung, kita dapat melihat jelas para pengunjung yang sudah sampai di puncak Bromo.
Setelah sampai di badan gunung, jalan mulai menanjak, kemiringannya kurang lebih 45 derajat. Namun jangan khawatir, anak ada tangga yang sengaja dibangun untuk memudahkan pengunjung menuju puncak Bromo. Dibagi dua jalur, naik dan turun. Tidak perlu waktu lama untuk sampaik ke puncak, kurang lebih sepuluh menit sudah sampai. Perjalanan bisa lama karena banyaknya pengunjung yang antre untuk naik atau turun.
[caption id="attachment_314264" align="aligncenter" width="570" caption="Di puncak telah banyak pengunjung yang telah sampai, menikmati keindahan alam dan melihat langsung kawah aktifnya. Dok pribadi."]
.
[caption id="attachment_314265" align="aligncenter" width="570" caption="Anak kecil pun bisa sampai ke puncak gunung berapi, di Bromo semua dapat terwujud. Dok pribadi"]
Sampai di atas sudah banyak pengunjung yang sudah sampai.Mulai laki-laki dan perempuan, anak-anak dan dewasa, tua dan muda, wisatawan lokal dan asing semuanya ada di puncak. Sepertinya semua orang bisa sampai puncak Bromo tanpa ada kendala berarti.Udara yang sejuk mendekati dingin membuat rasa letih sedikit hilang. Apalagi melihat keindahan alam di atas puncak cukup indah. Orang-orang di bawah tampak kecil. Hamparan lautan pasir terlihat jelas dan luas, serta tampak pura dari kejauhan.Terlihat jelas gunung tetangga, Batok yang kelihatan sempurna berbentuk kerucut, seperti nasi tumpeng.
[caption id="attachment_314266" align="aligncenter" width="570" caption="Jika masih penasaran dapat naik ke bibir puncak yang lebih tinggi lagi, perlu lebih berhati hati sebab tidak ada pagar pengaman. Dok pribadi"]
.
[caption id="attachment_314267" align="aligncenter" width="570" caption="Melihat kawah Bromo yang masih aktif. Dok pribadi"]
Di puncak gunung kita dapat melihat kawah yang masih aktif. Semburan gas masih ada. Sebagai gunung yang masih aktif maka selalu dalam pantauan. Jika gunung beraktifitas lebih dan dirasa membahayakan, maka akses menuju Bromo akan ditutup. Pada saat ke sana, udara di puncak cukup sejuk. Tidak ada bau gas seperti belerang yang berarti Bromo tidak ada aktifitas berlebih. Bibir kawah cukup luas. Beberapa pengunjung ada yang sampai pada bibir puncak yang lebih tinggi. Namun perlu berhati hati sebab tidak semua bibir puncak dikelilingi pagar pengaman. Setelah puas kita dapat turun untuk menuju pos pemberhentian jeep yang kita tumpangi. Untuk turun lebih mudah dan tidak perlu tenaga ekstra. Setelah itu -bolehlah- kita bisa di sebut pendaki gunung berapi.
[caption id="attachment_314269" align="aligncenter" width="570" caption="Posisi sejajar awan dangan latar belakang gunung sebelah Bromo, Batok. Dok pribadi"]
Tip mendaki Bromo
- Perlu istirahat cukup sebelum berangkat agar tidak kecapaian ketika melakukan perjalan menuju gunung bromo.
- Bawa bekal secukupnya saja, tidak perlu berat-berat agar perjalanan menjadi rileks. Untuk minuman dam makanan cukup tersedia di sana.
- Udara Bromo cukup dingin apalagi pada malam hari. Perlu jaket yang tebal atau jaket rangkap. Jika perlu bisa membawa kaos tangan, syal, dan penutup kepala untuk mengurangi kedinginan. Di Bromo juga ada yang menjual perlengkapan seperti itu namum cukup mahal, persewaan jaket pun ada.
- Diupayakan bersepatu agar telapak kaki tidak kedinginan dan perjalanan akan lebih rileks dibandingkan memakai sandal.
- Bawa serta minyak kayu putih untuk menambah kehangatan, mencegah dan mengurangi masuk angin.
Di gunung Bromo adalah tempat unik dan istimewa. Keindahan alam alam tergambar di sana. Rasa syukur pun terpancar sebagai nikmat Tuhan yang diberikan bagi negeri tercinta ini. Dan melalui Bromo, semua orangbisa menjadi pendaki gunung berapi, demikian pula dengan anak-anak. Sudah beribu-ribu bahkan berjuta-juta orang sudah membuktikannya, berekreasi sekaligusberpetualangan. Dan di Bromolah tempat latihan yang bagus dan mengukur kemampuan terutama fisiksebelum menaklukkan gunung berapi yang lebih tinggi dan menantang.
Tulisan ini sebagai wujud kebanggaan atas kekayaan alam yang dimiliki negara tercinta. Dan mari kita kunjungi daerah wisata lainnya, banyak yang menarik dan tersebar merata, Indonesia Travel.
[caption id="attachment_314270" align="aligncenter" width="555" caption="Mumpung sedang ada di puncak Bromo, narsis terlebih dahulu. Dok pribadi"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H