Sayup-sayup terdengar lantunan merdu ayat suci Al-Qur'an dari salah satu sudut Masjid Baiturohmah, Lembaga Pendidikan Islam Ar-Rohmah Putra Pesantren Hidayatullah Malang. Pagi itu, selepas sholat Shubuh berjama'ah udara masih terasa dingin. Langit pun masih gelap, dan mentari belum muncul dari ufuk timur.Â
Saat seorang santri duduk bersila di hadapan ustadznya, dan tak terlihat ditangannya memegang mushaf Al-Qur'an. Dari raut mukanya, ia sedang serius dan fokus melantunkan ayat demi ayat Al-Qur'an. Lancar tiada henti. Di belakangnya tampak beberapa santri lainnya, berjejer menunggu giliran untuk murajaah harian.Â
Santri itu bernama Danish Adabi Muhamad. Ia merupakan salah satu santri berprestasi SMA Ar-Rohmah Putra Islamic Boarding School Pesantren Hidayatullah Malang. Selain hafal Al-Qur'an 15 juz, remaja yang akrab disapa Danish ini memiliki sederet prestasi lainnya. Di bidang akademik maupun non akademik. Mulai dari level kabupaten hingga nasional dan internasional.Â
Prestasi di Berbagai Bidang
Terbaru, santri yang kini duduk kelas XII ini meraih juara I di ajang "Medical Science Competition (Medscape) 2024" yang digelar oleh Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Juga merebut juara III "Food Manufacturing National Competition" yang dihelat Universitas Brawijaya. Selain itu, saat di kelas X dan XI Danish juga pernah meraih medali emas Festival Olimpiade Sains dan Bahasa, juara II Hidayatullah Festival kategori IPA, juara III Olimpiade Kedokteran Nasional, juara I OSN-K 20 bidang Biologi, dan juara I Olimpiade MKKS Biologi Kabupaten Malang.Â
Tidak hanya itu, pada tahun lalu Danish merebut medali perunggu Kejuaraan Jogjakarta Taekwondo International Open 2023 yang berlangsung di GOR Among Raga. Ia bersaing ketat dengan 3.045 atlet yang berasal dari seluruh Indonesia dan juga mancanegara. Diantaranya, Singapura, Malaysia Thailand, Nepal dan Belanda. Di tahun yang sama pula, santri murah senyum dan mudah bergaul ini juga lolos menjadi tim Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibra) di Upacara HUT ke-78 RI Kecamatan Dau, Malang.Â
Deretan prestasinya semakin panjang, saat ia terpilih menjadi Kepala Departemen Humas Gerakan Pandu Hidayatullah (GPH) SMA Ar-Rohmah Putra 2023/2024. Keaktifannya di Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) itu memberikan pengalaman baru dan berharga bagi dirinya. Ia pun belajar banyak bagaimana menjalankan sebuah organisasi dengan baik dan benar. Dan GPH itu bagi Danish dan santri lainnya, merupakan kawah candradimuka untuk menempa jiwa kepemimpinannya, mengembangkan rasa tanggung jawab, menguatkan mental dan percaya diri serta mengasah ketrampilannya dalam berkomunikasi.Â
"Di Ar-Rohmah Putra, kami diajarkan bahwa menjadi santri bukan berarti hanya fokus pada agama saja. Tetapi juga harus berkontribusi di berbagai bidang. Ilmu agama adalah pondasi, tetapi ilmu umum adalah alat untuk memberi kemanfaatan yang lebih luas,"ungkap Danish.
Torehan prestasi Danish di berbagai bidang ini pun seolah menepis anggapan kebanyakan orang, bahwa belajar di pesantren itu hanya bisa baca kitab gundul dan Al-Qur'an. Sebaliknya, remaja usia 17 tahun asal Sampang, Madura, ini justru membuktikan sendiri. Sebagai salah satu santri Pondok Pesantren Modern favorit di Malang Raya, ia bisa menjadi sosok yang sarat prestasi. Yang tidak hanya unggul dalam agama, melainkan Danish pun juga cemerlang di akademik, dan mumpuni dalam berbagai keterampilan lainnya.
Danish pun mengakui, pesantren tempatnya menuntut ilmu ini memberikan kesempatan yang luas kepada dirinya dan seluruh santri lainnya untuk mengembangkan diri. Dengan lingkungan belajar yang baik dan infrastruktur sekolah yang memadai, Ar-Rohmah Putra menjadi tempat yang kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya beragam minat dan bakat santri. Para santri pun tidak mengalami kesulitan untuk melejitkan potensi terbaik yang mereka miliki.Â
Disiplin dan Tekad yang Kuat
Kendati demikian, rutinitas harian yang dilakoni Danish di pesantren Ar-Rohmah Putra sangatlah padat. Ia harus berpacu dengan waktu dan target pembelajaran setiap hari. Baik itu di sekolah maupun di kepesantrenan. Tetapi ia punya rumus agar semua aktivitasnya itu bisa berjalan dengan baik dan seimbang. Di mana, target hafalan bisa tercapai dan murojaahnya tetap terjaga, prestasi akademiknya maksimal, dan tetap aktif berkegiatan di organisasi sekolah atau GPH.Â
Menurutnya, kuncinya adalah soal komitmen dan kesungguhan diri. Menjalani segala aktivitas kebaikan di pesantren itu dengan sepenuh hati. Karena baginya semua kegiatan yang dijalani itu itu adalah tempaan penting dan berharga bagi dirinya. Yang akan berdampak positif bagi kehidupannya, baik di masa sekarang maupun yang akan datang.Â
"Intinya istiqomah dalam belajar, disiplin menjalani aktivitas pesantren, banyak ibadah dan berdo'a. Dan juga selalu minta do'a restu orang tua dan para ustadz,"pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H