Mohon tunggu...
Herwin Halman
Herwin Halman Mohon Tunggu... Buruh - Ikhlas

Ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cita-cita dari Desa untuk Indonesia

17 Agustus 2019   17:08 Diperbarui: 17 Agustus 2019   17:14 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiang itu berdiri tegak tepat di depan rumah seorang wanita yang melahirkan ku tiga puluh tahun silam. Di puncaknya, berkibar sebuah bendera dengan gagahnya.

Tanah kelahiranku pun seolah tersenyum melihatnya. Tanah yang kami banggakan dan penuh dengan sumber daya alam.

Bendera berkibar tanpa pusing dengan rumah yang nampak sederhana. Berbeda dengan bendera kokoh yang ada di depan bangunan-bangunan megah nun jauh itu.

Mereka tetap antusias dan bangga mengibarkan bendera pada Sabtu pagi, 17 Agustus 2019. Hari yang menandakan lepasnya negeri tercinta dari zaman kolonial.

Seakan ada pesan terselubung yang ingin disampaikan keluarga dan seisi kampung Teluk Pandan ini bahwa kami berhak bergembira atas kemerdekaan ini.

Warga Teluk Pandan sadar betul akan perjuangan pendahulunya untuk meraih kemerdekaan. Pemuda-pemudi tahu betul kemerdekaan diraih dengan tetes darah.

Mereka juga paham kemerdekaan ini mencita-citakan keadilan sosial bagi seluruh warga Indonesia.

Cita-cita adalah bagian dari pemenuhan janji. Tercapainya cita-cita wajib disyukuri dan melanjutkan cita-cita, jika belum diraih.
 
Sedangkan janji adalah utang. Maka, ada konsekuensi bagi yang tak mampu memenuhi janjinya. Karena itu, diperlukan aksi nyata demi tercapainya kebahagiaan bersama.

Penghuni rumah yang hanya petani itu hidup bahagia di atas tanah yang subur di Desa Teluk Pandan, Kecamatan Teluk Pandan,  Kabupaten Kutai Timur, Kalimantar Timur.

Mereka hanya ingin memandang indahnya pepohonan hijau. Menginginkan roda kendaraannya tidak bergoyang tak teratur kala melintasi jalan.

Sebab, mayoritas dari mereka sudah memiliki sumur di rumahnya. Jadi, mereka tak lagi membutuhkan perigi di tengah-tengah jalan.

Di tanah kelahiranku ini, di bawah bendera di rumah yang sederhana itu, dimulainya cita-cita perjuangan orang tua agar anak cucunya hidup sejahtera.

Kami dan seluruh masyarakat tentunya tak ingin lagi melihat ada yang menggadaikan cincin kawinnya untuk menebus dan membiayai perlengkapan sekolah anak-anaknya di negeri tercinta yang genap berusia 74 tahun ini.

Semoga kita semua bisa menjadi penerus cita cita bangsa .

Teluk pandan 17-8-19
Herwin halman [ H2N ]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun