Mohon tunggu...
Herwin Halman
Herwin Halman Mohon Tunggu... Buruh - Ikhlas

Ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilkada Indonesia Mini

26 September 2016   14:15 Diperbarui: 26 September 2016   14:21 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pilgub DKI sontak menjadi pembicaraan dari Sabang sampai Merauke, seperti pilgub DKI sebelumnya juga ramai di perbincangkan se nusantara tpi kali ini sedikit lebih seksi

Tarikan pilpres menjadi kontestasi 5 tahunan ini yg menambah warna warni pilgub DKI. SBY , Megawati dan prabowo menjadi pemain di balik layar, 2 mantan Presiden dan 1 mantan calon Presiden bertaruh gengsi memenangkan Indonesia mini ini , begitu yang sering terdengar dalam tahapan pilgub DKI kali ini

Megawati yang merupakan Presiden perempuan pertama di nusantara kita tercinta ini , kembali mengusung jagoannya ahok untuk memimpin DKI , ahok yang di kenal dengan suara besarnya dan berusaha keras mengatasi banjir dan macet tanpa pandang bulu.

Berbeda dengan prabowo yang merupakan salah satu magnet kuat yang memenangkan ahok pada pilkada lalu, kini sang jendral itu mengusung anies baswedan yg di kenal juga sebagai bapak pendidikan, baik bertutur kata dan selalu mengedepankan rakyat kecil.

Yang paling menarik mantan Presiden SBY dipaksa oleh koalisi kekeluargaan untuk menghentikan langkah Agus Yudhoyono dalam karier militernya yang tak lain adalah anaknya sendiri untuk maju ke pilkada DKI , memang berat nyatanya kita lihat saat Agus pidato mengundurkan diri dari TNI matanya berkaca, suara tegas turunan dari militernya hilang dan tergantikan dengan suara terbata bata karena pengunduran dirinya dari TNI , bak calon ini calon dari langit yang turun tanpa ada tanda tanda pencalonan .

Para pengamatpun angkat bicara , ikrar Nusa Bhakti salah satunya menyebutkan Agus Yudhoyono adalah tentara ingusan yang ingin bertaruh hidup di DKI , berpangkat mayor belum bisa maju di DKI karena selama ini yang mempin DKI selalunya berlatar belakang letnan jendral jika dari TNI , sebut saja Ali Sadikin , tjokropranolo , hingga Sutiyoso , sebutnya .

Berbeda dengan anggota DPD gede pasek suardika yang dikenal selalu berlawanan politik dengan keluarga cikeas ini, kali ini dia menganggap Agus Yudhoyono memang pantas untuk mencalonkan di DKI Jakarta , karena segudang prestasi di dunia militer baik di akademisi sudah terpajang di dinding tembok rumah putra SBY itu, lihat saja di sana ada piagam dan penghargaan Adhi makayasa karena menjadi lulusan terbaik Akmil , menurut gede pasek itu sama juga menghina Nanyang university dan Harvard karena Agus lulusan university terkenal itu jika dianggap tak antar untuk DKI.

Memang berbeda dengan calon calon lainya , Agus punya daya pikat dari berbagai kalangan, sebut saja dari kalangan wanita, pemuda hingga kaum intelektual , bukan tak lain karena tampan , kecerdasan , gudang prestasi serta nilai plus dari seorang istri yang juga artis dan punya penggemar tersendiri.

Dari moment ini kita bisa menarik benang merahnya bahwa jangan pernah menganggap remeh siapapun, karena kedepannya kita tak tahu siapa yang punya pengaruh, umur bukan jaminan karena kualitas selalu menyambangi mereka yang bersungguh sungguh.

Tapi siapapun yang terpilih nantinya di pilkada DKI atau Indonesia mini begitu orang sering menyebutnya, itulah putra terbaik bangsa ini, tetapi jika memang di titipkan pada putra sulung SBY ini , kita harus menagih hasil dari buah bibirnya " pemimpin itu tegas tapi tidak kasar, baik tapi tidak lemah. ". Semoga kelak jika terpilih tidak kasar bertutur kata dan amarah selalu terjaga karena jika pedang menggores itu ada obatnya, tetapi jika lidah menggores hati sampai negeri Cina pun obatnya tak akan di temukan

#shareyourstory

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun