Mohon tunggu...
Herwan Soejadi
Herwan Soejadi Mohon Tunggu... Lainnya - Balai Pemerintahan Desa di Lampung

Penggiat Tata Kelola Pemerintahan Desa, Master Trainer Tata Kelola Pemerintahan Desa pola pembelajaran Tatap Muka dan Daring, dan Penulis Lepas.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa, Masihkah Diperlukan?

29 Oktober 2024   09:44 Diperbarui: 29 Oktober 2024   10:08 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat embun pagi menyentuh ujung dedaunan malu-malu, suara burung berkicau bersahutan seolah memanggil. Desa, sebuah kata yang mengandung sejuta makna dan cerita, adalah tempat di mana akar-akar kehidupan kita tertanam dalam-dalam. Desa adalah cerita masa lalu yang masih hidup hingga kini, penuh kehangatan, semangat gotong royong, dan kerendahan hati. 

Namun, di tengah gemuruh perubahan yang terus menggulung, akankah desa bisa tetap bertahan tanpa perubahan yang sepadan? Bagaimana dengan para aparatur pemerintah desa, mereka yang menjadi penopang roda desa? Masihkah peningkatan kapasitas mereka diperlukan?

Pertanyaan ini mungkin muncul di benak kita, terutama di era digital yang menuntut segalanya serba cepat dan transparan. Namun, justru karena perubahan yang cepat itu, kebutuhan peningkatan kapasitas aparatur desa menjadi lebih mendesak. 

Aparatur desa, sebagai penggerak utama dalam pelayanan masyarakat, harus siap dan tanggap dalam menghadapi berbagai tantangan baru. Tak hanya soal administrasi, mereka kini juga perlu paham soal teknologi, tata kelola keuangan yang baik, hingga kebijakan publik yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan.

Mengapa Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa Diperlukan?

Bayangkan jika kepala desa atau perangkat desa hanya paham soal-soal dasar pemerintahan saja, tanpa kemampuan baru seperti memahami regulasi kompleks, menggunakan perangkat digital untuk pelayanan, atau bahkan berinovasi di bidang ekonomi. 

Bisa jadi desa yang dipimpinnya akan tertinggal jauh, bahkan semakin sulit untuk bangkit. Peningkatan kapasitas aparatur desa sebenarnya adalah investasi jangka panjang untuk desa itu sendiri. 

Dengan memiliki aparatur yang kompeten, pelayanan kepada masyarakat akan menjadi lebih baik, program pembangunan desa akan lebih terarah, dan tentu saja transparansi dalam pengelolaan dana desa bisa lebih terjamin.

Seiring dengan adanya alokasi dana desa yang besar, pemerintah desa kini memiliki peran yang lebih kompleks dari sekadar menjalankan kegiatan rutin desa. Dana desa, bila dikelola dengan tepat, dapat menjadi motor penggerak pembangunan desa yang signifikan. 

Namun, dalam prakteknya, pengelolaan dana desa kerap menemui kendala karena masih adanya aparatur desa yang belum cukup memahami sistem keuangan yang efisien.

 Peningkatan kapasitas aparatur desa bisa menjadi solusi untuk masalah ini, di mana mereka diajarkan tentang tata kelola keuangan yang benar, pelaporan transparan, dan strategi pembangunan yang partisipatif.

Apa Saja Bentuk Peningkatan Kapasitas yang Diperlukan?

Peningkatan kapasitas aparatur desa tidak hanya soal pelatihan administratif semata. Seiring berkembangnya kebutuhan masyarakat, bentuk pelatihan dan peningkatan kompetensi juga harus beragam. Misalnya, pelatihan tentang digitalisasi layanan publik. 

Saat ini, banyak desa mulai menerapkan teknologi informasi untuk memberikan layanan kepada masyarakat, seperti pembuatan KTP atau surat keterangan lainnya secara online. Ini jelas memudahkan masyarakat dan mempercepat pelayanan.

Selain itu, pelatihan tentang manajemen konflik juga sangat penting. Aparatur desa sering kali menjadi garda depan dalam menghadapi konflik sosial di masyarakat, misalnya sengketa lahan atau persoalan bantuan sosial. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan mereka bisa menyelesaikan konflik dengan bijaksana dan adil.

Tantangan dalam Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa

Meski penting, peningkatan kapasitas aparatur desa juga tidak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia. Tidak semua desa memiliki anggaran yang cukup untuk mengadakan pelatihan-pelatihan ini. 

Selain itu, ada juga tantangan budaya, di mana beberapa aparatur desa merasa enggan mengikuti pelatihan karena merasa sudah cukup berpengalaman. Oleh karena itu, diperlukan upaya dari berbagai pihak untuk meyakinkan pentingnya peningkatan kapasitas ini, baik dari pemerintah pusat maupun daerah.

Pemerintah pusat melalui Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) yang dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri melalui Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa merupakan salah satu bentuk dukungan untuk peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa.   

Dalam Program ini akan dilakukan pelatihan yang menyasar puluhan ribu aparatur desa dan pengurus Lembaga di desa seluruh Indonesia selama Tahun 2023 dan 2024.

Jadi, Masihkah Peningkatan Kapasitas Ini Diperlukan?

Jawabannya jelas: iya! Dengan tantangan dan peluang yang semakin besar di era sekarang, peningkatan kapasitas aparatur desa bukan hanya sekadar kebutuhan, tapi sebuah keharusan. 

Aparatur desa yang kompeten dan terampil akan membawa desa menuju masa depan yang lebih cerah, meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, dan menjaga kearifan lokal di tengah arus modernisasi. Jadi, mari kita dukung setiap langkah mereka untuk terus belajar dan berinovasi, demi desa yang maju dan mandiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun