Selain itu, pembelajaran tentang akhlak terhadap guru dan seluruh penghuni asrama sangat terasa di MAN IC. Â hal ini diajarkan dengan cara setiap siswa wajib berperilaku sopan santun kepada seluruh pengajar, murobi, pembina asrama dan sesama siswa. Â Â
Banyak hal yang membuat MAN IC sulit dilupakan. Â Salah satunya adalah keakraban dan kebersamaan. Â Setiap tahun MAN IC hanya menerima sekitar 96 siswa. Â Jumlah siswa yang tidak terlalu banyak mengakibatkan kami saling mengenal satu sama lain. Â Hal ini sangat membantu kami saat akan berdiskusi atau bertanya terkait pelajaran atau masalah lainnya. Â
Selanjutnya, jika ada pelajaran yang tidak dikuasai selain bertanya langsung ke teman kita juga bisa langsung bertanya ke guru mata pelajaran tersebut. Â Hal ini karena beberapa guru disediakan rumah di lingkungan sekolah.
Sekolah di MAN IC tidak selamanya suka, ada juga dukanya. Â Dukanya yaitu pembatasan pemakaian gawai (hp dan laptop). Â Pihak sekolah pasti memiliki alasan yang baik, tapi bagi kami terkadang merasa ketinggalan informasi atau kesempatan berkomunikasi dengan kawan-kawan diluar asrama.Â
Namun pembatasan inilah yang membuat siswa MAN IC asrama terjaga dari kemaksiatan yang dapat membuat tidak fokus belajar.
Pengaruh pembelajaran MAN IC yang saya rasakan saat kuliah yaitu hubungan antara pria dan wanita. Â Selama di MAN IC, kami selalu dipisahkan antara pria dan wanita. Â Kamar asrama kami terpisah begitu juga dengan larangan bersalaman dengan lawan jenis. Â
Jujur, hal itu terasa sejak awal jadi mahasiswa, melihat kedekatan antara pria dan wanita yang bukan muhrim menjadi hal yang wajar. Â Tetapi karena selama di MAN IC terbiasa selalu menjaga jarak dengan wanita membuat saya menjadi heran, bersalaman dengan lawan jenis jadi canggung dan tak biasa.Â
Hal tersebut bisa menjadi positif atau negatif tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Â Positif jika menganggapnya sebagai upaya menghindari zina dan maksiat. Â Menjadi negatif jika menganggap hal itu menjadi halangan untuk bergaul dan berkomunikasi dengan lawan jenis.
Itulah pengalaman anak saya selama tiga tahun di MAN IC OKI.  Semoga artikel ini bermanfaat dan menginspirasi para orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di pesantren atau sekolah asrama.  Selamat Hari Santri  2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H