Peran sektor pertanian di Kabupaten Jember sangat penting, selain menjadi sumber utama pendapatan masyarakat di pedesaan, juga menjadi salah satu elemen pendorong dalam pengembangan ekonomi wilayah dan ekonomi nasional. Tetapi kenyataannya, sektor pertanian yang merupakan potensi utama lokal masih belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di perdesaaan. Hal ini disebabkan oleh tingginya biaya produksi, sedangkan harga jualnya menjadi tidak sebanding dengan biaya produksi tersebut.Â
Dengan begitu, pendapatan petani menjadi semakin menurun dan mengalami kesulitan dalam memproduksi hasil pertanian.dengan kondisi seperti ini akan berdampak pada penurunan produktivitas pertanian yang ada. Untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di pedesaan, kebijakan ekonomi harus berfokus pada pemberdayaan ekonomi rakyat berbasis pertanian, karena sebagian besar hidup masyarakat perdesaan bergantung pada sektor pertanian.
Berdasarkan penghitungan hasil penelitian, Nilai Tukar Petani untuk Kabupaten Jember pada periode musim pertama pada tahun 2010 punya kisaran antara 16 sampai dengan 392 yang dikelompokkan dalam beberapa kategori. Ada 12 responden yang memiliki hasil pertanian tidak dapat mencukupi untuk keperluan keluarga. Sedangkan 91 responden yang lain mempunyai Nilai Tukar Petani diatas 100, hal ini menunjukkan bahwa petani kabupaten Jember menjalani hidup sejahtera.Â
Kondisi kesejahteraan petani jember diketahui berdasarkandata penelitian bahwa 16 responden punya pendapatan atau harga yang diterima petani diatas 3 kali lipat harga yang dibayar petani. Selanjutnya ada 35 responden yang punya pendapatan atau harga yang diterima petani diatas 2 kali lipat harga yang dibayar petani. Sedangkan data yang paling banyak adalah responden dengan punya pendapatan atau harga yang diterima petani diatas harga yang dibayar petani.
Komoditas hasil pertanian tanaman pangan yang berupa beras sudah dapat memenuhi kebutuhan lokal Kabupaten Jember, dan sebagian hasilnya dipasarkan keluar wilayah Kabupaten Jember. Pada sistem pendistribusian hasil pertanian tanaman pangan khususnya padi yang menjadi salah satu sektor basis di Kabupaten Jember, terdapat 3 pola aliran distribusi yaitu a) Petani > pengepul > pedagang besar > pedagang pengecer > konsumen. Hasil pertanian tanaman pangan dari petani diambil secara langsung oleh pengepul, selanjutnya disetorkan kepada pedagang besar yang terdapat di Kabupaten Jember.Â
Melalui sistem ini petani tidak perlu mendistribusikan hasil pertaniannya secara langsung ke pasar. Pedagang besar yang terbesar di Kabupaten Jember mempunyai peran yang dominan dalam arus pendistribusian komoditas pertanian tanaman pangan, khususnya beras. Selanjutnya melalui pedagang besar tersebut beras disalurkan kepada para pedagang pengecer, dan selanjutnya ke tangan konsumen.
Saluran tata niaga komoditas padi sawah yang kedua yaitu penggilingan padi, yang mana (40%) langsung mendistribusikan berasnya kepada pedagang pengecer di pasar dan toko-toko. Sedikitnya jumlah penggilingan padi yang menjual langsung kepada pengepul dikarenakan kapasitas giling mereka relatif sedikit, yaitu antara 120 ton sampai 200 ton beras dalam sekali musim panen. Pinjaman modal yang di lakukan penggilingan padi yaitu modal sendiri dan pinjaman non bank, Kegiatan yang dilakukan penggiling padi antara lain; penggilingan, pengemasan dan pengelompokan. Pengelompokan sendiri dilakukan dengan pengelompokan jenis beras yang ada.
Pola distribusi komoditas padi yang ketiga, yaitu petani menjual padi atau gabah langsung kepada penggilingan padi dalam bentuk Gabah Kering Giling (GKG). Di penggilingan padi gabah di proses menjadi beras yang selanjutnya disalurkan ke pedagang pengepul. Dari pedagang pengepul kemudian beras disalurkan kepada pedagang pengecer. Pedagang pengepul sendiri mampu membeli beras rata-rata 40 kg sampai 90 kg. Bentuk pembelian dan penjualan beras yaitu beras dan berabel. Berabel artinya beras yang sudah dalam bentuk kemasan berabel. Sumber modal modal dari modal sendiri 60% dan pinjaman 40%, karena pengepul sudah memiliki dana untuk membeli beras.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H