Mohon tunggu...
Hervina Brillianty
Hervina Brillianty Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hobi saya bernyanyi dan membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Generasi Emas: Strategi Bimbingan Konseling

7 Januari 2025   01:48 Diperbarui: 7 Januari 2025   01:48 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah dasar menghadapi berbagai tantangan yang perlu segera diatasi agar dapat berjalan efektif. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan jumlah tenaga konseling profesional. Banyak sekolah dasar di Indonesia belum memiliki guru yang terlatih, sehingga tugas konseling sering kali dibebankan kepada guru kelas yang tidak memiliki latar belakang khusus di bidang ini. Selain itu, masih terdapat pemahaman yang keliru di kalangan masyarakat maupun sekolah, yaitu anggapan bahwa bimbingan konseling hanya ditujukan untuk siswa yang bermasalah. Persepsi ini menghambat pemanfaatan layanan konseling sebagai upaya pencegahan dan pengembangan potensi siswa. Tidak hanya itu, keterbatasan fasilitas atau alat pendukung konseling, seperti ruang konseling yang nyaman dan materi pendukung, juga menjadi kendala. Mengatasi tantangan-tantangan ini membutuhkan perhatian dari berbagai pihak, termasuk pengambil kebijakan, untuk memastikan layanan bimbingan konseling dapat diakses secara maksimal oleh siswa sekolah dasar.

Untuk mengatasi tantangan dalam pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah dasar, sejumlah solusi dan inovasi dapat diterapkan. Salah satunya adalah dengan memberikan pelatihan kepada guru kelas untuk menjadi fasilitator konseling dasar, sehingga mereka dapat membantu siswa mengatasi masalah pribadi atau akademik yang sederhana sebelum merujuk ke guru. Selain itu, pengintegrasian bimbingan konseling dalam kegiatan ekstrakurikuler dapat memperkuat pengembangan karakter dan keterampilan sosial siswa melalui aktivitas yang menyenangkan dan edukatif. Di era digital, penggunaan teknologi, seperti aplikasi konseling berbasis digital, juga dapat menjadi sarana efektif untuk memberikan dukungan emosional dan psikologis secara lebih fleksibel dan mudah diakses oleh siswa. Terakhir, program konseling berbasis komunitas, yang melibatkan pihak eksternal seperti psikolog atau organisasi sosial, dapat memberikan pendekatan yang lebih luas dan terintegrasi dalam mendukung kesejahteraan siswa, menciptakan sinergi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Bimbingan konseling jelas merupakan pilar penting dalam pendidikan untuk membangun generasi emas yang cerdas, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan masa depan. Oleh karena itu, penting bagi pengambil kebijakan untuk meningkatkan alokasi dana dan jumlah tenaga guru di sekolah-sekolah, terutama di tingkat dasar. Dengan dukungan yang lebih besar, program bimbingan konseling dapat lebih maksimal dalam memberikan manfaat bagi siswa. Kami juga mengajak sekolah-sekolah untuk memprioritaskan layanan bimbingan konseling sebagai bagian integral dari proses pendidikan, demi terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas dan siap bersaing di dunia global.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun