Mohon tunggu...
Herva Yulyanti
Herva Yulyanti Mohon Tunggu... Human Resources - Emak Bekerja sbg HRD dan tukang nulis di blog sendiri www.bundanameera.com

Menulis berdasarkan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan..Hobi tidur dan bermimpi tapi dari mimpi bisa jadi target buat dicapai..Yuk Mari..

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Jumpalitan Jadi Atasan: Beratnya Kewajiban yang Diemban

11 November 2021   09:33 Diperbarui: 11 November 2021   18:00 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menjadi atasan yang disenangi bawahan. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

1. Punya skill Decision Making dalam kondisi apapun, saya ngerasain banget dihubungi dan diminta ambil putusan dalam tempo singkat. INI berat bray! saya salah ambil putusan akan ada masalah lain yang nyicil. Saya belajar juga jadi atasan yang terbuka dengan masukan bawahan saya tapi tidak menyerahkan begitu saja.

Berasa banget sama saya sendiri ketika saya dibiarkan ambil putusan padahal bukan kapasitas saya. 

2. Adil, saya paling ga suka kalau ada yang bilang "loh Bu itu dia dibolehin kok saya ga?" padahal ada case maklum yang tentu saja sebagai manusia saya punya empati untuk membiarkan si A izin. Tapi nyatanya konsep empati ga berlaku, karena rata-rata kacamata bawahan melihat hanya pada "ADIL / GA ADIL".

3. Mendengarkan, ini kejadian juga di tim saya, suatu hari datang aduan jika bawahan saya si X seringkali menolak jika diminta mengerjakan pekerjaan yang seharusnya juga bisa dikerjakan yang bikin sirik lainnya hahhaa.

Saya coba telaah dulu, saya kroscek dulu hingga akhirnya saya mengumpulkan sama-sama semuanya agar tidak terjadi hal seperti ini. 

Saya masih inget banget 2 minggu saya karantina karena COVID-19 elaah pas masuk langsung banyak drama. Dengan cara mengumpulkan lalu mendengarkan dari semua sisi akhirnya saya bisa ambil kebijakan yang sama-sama enak buat semuanya. Kebayang ga sih musuh-musuhan yang satu generasi Y satunya lagi Generasi Baby Boomer (angkatan Babehnya si Doel wkwk)..

Saya jadi inget juga salah satu kutipan bagus yang saya dapatkan dari buku :

"Salah satu elemen yang sangat penting yang perlu diperhatikan oleh pemimpin adalah keterampilan 'Mendengarkan'. Bukan sekedar membuka telinga, tetapi juga fikiran, hati dan seluruh diri untuk memahami semua anggota tim dan juga lingkungan." 

4. Garda Depan, seperti yang saya sampaikan atasan itu bakalan jadi garda depan kalau bawahannya salah yang diserang pasti atasannya. Kurang lebih ada komentar halus macam begini "Noh anak buahmu kok ya seenaknya banget emang ga pernah dikasih tahu"   Bah,,,kena getah setiap masalah.

5. Sabar, saya juga manusia biasa apalagi sebagai mamak-mamak bisa emosian. Maka selama jadi atasan sebisa mungkin saya belajar sabar. Sebisa mungkin juga atur emosi agar tidak ada kata keluar yang tidak baik terlebih bawahan saya seumuran bapak saya huhuhu...Biasanya saya akan diskusikan kembali ke atasan saya jika masalah anak buah tidak bisa saya hadapi sendirian. 

***

Maka saya selalu bingung jika ada yang sikut-sikutan pengen jadi atasan, padahal kewajiban jadi atasan itu berat melebihi rindunya si Dilan :D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun