Bibit sayuran hidroponik yang sudah saya coba tanam sendiri dan berhasil panen diantaranya adalah kangkung dan pakcoy. Untuk kangkung sendiri dengan sekali semai bisa panen berulang kali.
Harga pasaran kangkung hidroponik dibandrol kisaran Rp 10.000,- / 250 gram. Dengan modal bibit kangkung 1 bungkus 700 biji dibandrol Rp 10.000,- saja lalu panen menghasilkan kisaran 5 kg/hari .
Bila dirata-rata harga jual perhari = Rp 10.000,- / 250 gram x 20 = Rp 200.000,-Â
Omset 1 bulan = Rp 200.000,- x 30 = Rp 6.000.000,- dikurangi biaya nutrisi harga 1 liter Rp 27.000,- maka bila sebulan dibutuhkan 3 liter jadi hanya dipotong Rp 81.000,- sudah balik modal banyak banget!
Cukup menarik bukan? ditengah kondisi pandemi yang sulit. Namun harus bersabar karena untuk mendapatkan panen kangkung saja membutuhkan waktu 4 minggu kurang lebih. Jadi ga langsung tumbuh yah!
Hidroponik Dan Kebutuhan Serat
Memasuki zaman kekinian, dimana makanan siap saji semakin menjamur. Bertumbuh subur aneka jenis jajanan yang dikonsumsi oleh anak-anak. Padahal jenis jajanan kekinian tidak bisa mencukupi kebutuhan asupan gizi bagi anak-anak dalam masa tumbuh kembangnya.
Makanan tersebut lebih banyak kandungan lemak, kalori dan tentu saja rendah serat. Kondisi demikian yang menjadi penyebab kurangnya gizi dan nutrisi bagi anak yang sedang dalam masa tumbuh kembangnya.
Sebagaimana yang telah disampaikan Dr. Endah Citraresmi pada Day-3 Danone Digital Academy 2021 bahwa penting sekali angka kecukupan nutrisi untuk anak agar tidak terjadi Stunting, Wasting atau Overweight.
Penting sekali memperhatikan isi piring anak, salah satunya terpenuhi untuk sayuran. Dari data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018, 95,5% penduduk Indonesia berusia diatas 5 tahun masih kurang konsumsi serat.Â
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa 9 dari 10 orang anak kekurangan asupan serat, dimana rata-rata anak Indonesia usia 1-3 tahun hanya memenuhi seperempat atau rata-rata 4,7 gram per hari dari total kebutuhan hariannya.