Ketika kakiku melangkah ke rumah Tuhan,
dan ledakan bom yang memekakkan menghalangi langkahku,
akankan aku menyerah? Tidak!
Ketika ada orang-orang yang mata hatinya gelap
dan kebencian di hatinya membara penuh angkara murka
ingin menghancurkan siapa saja yang dianggapnya musuhnya,
akankah aku menyerah? Tidak!
Akankah aku diam saja dan menyerah dengan segala kejahatan
yang menyala di hati orang-orang yang tersandera dengan kebohongan dan kesombongan?
Tidak!
Aku tidak akan menyerah dengan teror yang engkau tebarkan,
Aku tidak akan menyerah dengan perbuatan kejimu,
Aku tidak akan menyerah dengan angkara murkamu,
Aku tidak takut, aku akan terus melangkah ke rumah Tuhanku,
bahkan ketika bom yang engkau genggam menghancurkan tubuhku.
Aku tidak mau diam untuk menyuarakan kebenaran dan menelanjangi kebohonganmu.
Aku akan terus menebarkan kebaikan yang Tuhan ajarkan kepadu untuk melawan kejahatanmu.
Aku akan terus menyalakan cinta kasih Tuhan walaupun kebencianmu menggelegar bagaikan muntahan lahar gunung berapi yang mengerikan menghanguskan tubuhku.
Aku tidak akan menyerah, karena aku percaya bahwa kebaikan yang ditaruh Tuhan di hati manusia pasti akan mengalahkan kejahatan kejimu.
Aku tidak akan menyerah, karena akan terbukti bahwa kemuliaan hidupku sebagai manusia akan terpancar keluar dengan cemerlang ketika aku memilih untuk memaafkan, berdamai dengan kemarahan di hatiku, tetap menebarkan kebaikan dan cinta kasih di tengah-tengah gelombang kebencian dan kejahatan yang menghantam hidupku.
Aku tidak akan menyerah! Ya, aku tidak mau menyerah!
Merpati, 16 Mei 2018
Heru Tri Budi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H