Mohon tunggu...
Heru Tri Budi
Heru Tri Budi Mohon Tunggu... Pemuka Agama - pemerhati kesehatan jiwa dan keluarga

Teman sharing keluarga dalam obrolan seputar kesehatan emosional, spiritual, relasional dalam keluarga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan featured

Merayakan Kemenangan Kasih, Sebuah Refleksi Paskah

30 Maret 2018   23:21 Diperbarui: 19 April 2019   01:23 2006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Dalam perjalanan spiritualku, hari Paskah adalah sebuah moment untuk menghayati keagungan cinta kasih dan merayakan kemenangan cinta kasih. Dalam peringatan hari Paskah biasanya diadakan ibadah Jumat Agung dan ibadah kebangkitan di hari Minggunya.

Jumat Agung selalu mengobarkan kembali cinta kasih Tuhan di hatiku. Bagaimana mungkin aku orang yang sangat berdosa, penuh kesalahan, kotor dan jahat tetapi ternyata Tuhan masih mengasihiku. Dalam kasih-Nya yang sempurna, Tuhan Pencipta alam semesta, yang Maha Suci, telah mengosongkan diri-Nya untuk menebus dan memberikan anugerah pengampunan kepadaku. 

Di dasar hatiku, aku menyadari bahwa sesungguhnya Tuhan jijik dan murka terhadap dosa-dosaku, tetapi kasih-Nya yang sempurna masih bisa melihat diriku sebagai orang yang berharga dan istimewa yang harus diselamatkan.

Perasaan berharga, istimewa, dikasihi dan tentu saja rasa syukur atas kesadaran spiritual ini menjadi energi yang luar biasa bagiku untuk belajar menghargai hidupku. Kalau Tuhan yang sebenarnya pantas membuang dan menghukum aku saja begitu mengasihiku, bagaimana mungkin aku mensia-siakan hidupku. 

Kalau aku dikasihi lebih dari kelayakanku, dijadikan berharga dan diperlakukan dengan sangat istimewa oleh Yang Maha Suci, bukankah ini sebuah kebahagiaan yang luar biasa? Bukankah ini kekayaan spiritual yang memuaskan dahaga jiwa yang merana?

Di hari Minggu, ibadah kebangkitan Yesus Kristus bagiku adalah sebuah perayaan kemenangan cinta kasih Tuhan terhadap kekuatan dosa dan kejahatan manusia. Cinta kasih Tuhan itu tidak akan terkalahkan dan selalu menang. Kedurhakaan, kebencian, kemarahan, iri hati, kekerasan, ketidakadilan dan berbagai kejahatan manusia lainnya tidak akan memadamkan cinta kasih Tuhan kepada manusia. 

Kebangkitan Yesus memberikan kembali harapan kepada manusia dan dunia bahwa seburuk dan sejahat apapun manusia, ketika hatinya 'dijamah' cinta kasih Tuhan ia akan menjadi manusia baru, ia masih bisa berubah.

Dalam perayaan kemenangan cinta kasih Tuhan inilah aku melihat diriku dengan cara yang baru, yang positif dan optimis. Seburuk apapun hidupku, aku masih bisa berubah; segelap apapun hidupku, selalu ada terang yang menyinariku; sekotor apapun hidupku, masih bisa dibersihkan; kegagalan apapun yang aku hadapi, aku masih memiliki kekuatan untuk bangkit; tidak ada kesulitan yang tidak bisa diatasi; tidak ada rintangan yang tidak bisa disingkirkan.

Mengapa demikian? Karena hidupku adalah perayaan kemenangan cinta kasih Tuhan. Ini adalah anugerah ajaib yang seharusnya dirayakan.

Akhirnya, Paskah menjadi moment mawas diri bagaimana aku bersikap dan memperlakukan sesamaku. Sebagaimana Tuhan memberikan cinta kasih kepadaku, sudah seharusnya aku juga berbagi cinta kasih kepada sesama manusia di sekitarku karena cinta kasih-Nya berlimpah bagiku dan luber melebihi kapasitas hatiku untuk bisa menampungnya.  Sehingga ketika sesamaku membutuhkan cinta kasih-Nya selalu tersedia di hatiku yang kecil ini.

Aku selalu percaya, bahwa Tuhan itu hakekat cinta kasih yang sesungguhnya. Dimana hatiku ada cinta kasih kepada sesama, di situ Tuhan hadir. Dimana sebagai sesama manusia kita saling mengasihi, di situ Tuhan hadir dan berkarya. Dimana Tuhan Yang Maha Suci hadir, api kemarahan padam, kebencian sirna, yang ada adalah cinta kasih yang membara di hati.

Selamat hari Paskah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun