Ambil langkah berani untuk memaafkan
Tidak ada cara lebih baik membuang sakit hati dan menyembuhkan luka di hati kita selain memaafkan orang yang telah menyakiti hati kita. Memaafkan bukan berarti setuju dengan perbuatannya atau mengabaikan peristiwanya. Memaafkan berarti mengambil keputusan untuk melepaskan perasaan sakit hati kita dan menerima peristiwa tersebut sebagai kenyataan hidup yang harus dilalui dengan bijaksana. Dengan memaafkan berarti kita tidak mau lagi diperbudak oleh peristiwa menyakitkan tersebut, sebaliknya kita yang menentukan sejauh mana peristiwa itu boleh mempengaruhi hidup kita. Dalam batas tertentu kita mungkin tidak sanggup untuk memaafkan -- walaupun sebenarnya mau -- disinilah peranan iman kita kepada Tuhan sangat dibutuhkan. Berdoalah minta kekuatan dan kasih-Nya menolong kita untuk bisa memaafkan.
Berbagi cerita dengan orang lain
Sharing atau berbagi cerita menjadi salah satu cara yang efektif untuk melepaskan rasa sakit yang ada. Sahabat yang memiliki kedewasaan karakter, konselor atau pembimbing rohani adalah orang-orang yang tepat untuk mendengar luapan sakit hati kita dan itu sangat melegakan. Apalagi kata-kata penguatan dan dukungan doa mereka akan sangat menolong bagi proses kesembuhan kita dari sakit hati.
Jadikan hari-hari kita penuh makna
Orang yang sedang sakit hati biasanya menjadi kehilangan semangat untuk menjalani hari-harinya atau sebaliknya sangat agresif dalam segala sesuatu. Kedua mekanisme ini sangat buruk bagi kesehatan jiwa. Sebaiknya kita mulai mencari kesibukan yang bisa membuat kita lebih rileks seperti jalan pagi, bersepeda, melukis, menyanyi, menyiram tanaman atau melakukan hal-hal yang berguna bagi orang lain seperti ikut kegiatan sosial dan keagamaan.
Mitos mengatakan, bahwa waktu bisa menyembuhkan luka-luka kita. Itu tidak betul, luka harus disembuhkan bukan dilupakan atau diabaikan. Kesembuhan dimulai dengan keputusan kita untuk sembuh sementara waktu kita butuhkan untuk proses pemulihan hati kita. Untuk itu mari kita membuat keputusan yang berani saat ini, tidak perlu menunda-nunda lagi... (hatebe/16/11/2017)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H