Bagaimana menerapkan disiplin kepada anak?
Dalam disiplin ada unsur teguran, koreksi dan hukuman. Hukuman yang benar adalah hukuman yang jarang digunakan -- karena memang jarang diperlukan. Hukuman (kalau memang perlu) tujuannya untuk mengajar, bukan untuk balas dendam. Â Ingat: anak yang sering dipukul secara impulsif akan percaya, bahwa memukul itu merupakan bagian yang normal dalam hidup. Sehingga ketika ia merasa tidak suka ia akan ringan tangan untuk memukul teman mainnya.
Jangan membuat hukuman saat Anda marah, karena anak justru akan merasa menang. Hindari tindakan yang bersifat reaktif seperti ini, tetapi tentukan dan rencanakan sebelumnya agar efektif pelaksanaannya. Gunakan hukuman secara konsisten.
Hal lain yang harus Anda perhatikan dalam mendisiplin anak adalah: Jangan menghukum untuk mempermalukan anak di depan teman-temannya atau orang lain. Kalau Anda ingin memarahi anak dan memberinya disiplin, lakukanlah di kamar atau tempat yang 'aman' bagi anak. Niscaya anak Anda akan lebih bisa menerima teguran, koreksi dan hukuman yang Anda berikan.
Mendisiplin anak tanpa perbantahan
Prinsip yang sangat mendasar dalam pola asuh yang tepat guna (effective parenting) adalah: Mulailah dengan meneguhkan hubungan Anda dengan anak. Anda harus pastikan kalau Anda memiliki hubungan yang dekat dengan anak Anda dan anak Anda merasakan kedekatan itu sebelumnya.
Ungkapkan keprihatinan Anda dan ingatkan perilaku baik yang pernah dilakukan anak "Nak, mama sedih lho...mama tahu kamu anak yang rajin. Buktinya dulu..." Bila anak sedang marah (dan Anda juga sedang marah) -- disiplin jangan diberikan dulu - karena ketika marah anak bukanlah pendengar yang baik dan motivasi Anda pasti bukan mendidik tetapi melampiaskan kejengkelan.
Pisahkan anak dari tindakannya yang salah atau buruk Ajarilah anak belajar dari kesalahannya, bukan (hanya) menderita karena kesalahan. Jadilah teladan, bila Anda sebagai orang tua berbuat salah, Anda harus mau mengakui juga kepada anak.
Ciptakan sikap kooperatif agar anak mau mendengar dan menanggapi kita, bukan dengan memerintah/menuntut terus-menerus dan memberikan pesan-pesan yang tersembunyi, tetapi dengan meminta dan pesan yang jelas. Misalnya, daripada Anda berteriak, "Sikat gigimu!" Â Lebih baik Anda berkata "Kamu pasti mau kan sikat gigi dulu, agar gigimu tidak sakit" Â Daripada Anda berteriak, "Diam!!!" lebih baik Anda berkata, "Anak-anak, kalian terlalu ribut, mama minta kalian tidak berteriak, pasti bisa kan..."
Mendidik anak memang bukan hal yang mudah, butuh kerja keras dan komitmen yang tinggi. Tetapi hasilnya akan membahagiakan Anda sebab kalau kita mendidik anak-anak kita di jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya mereka tidak akan menyimpang dari jalan itu. (hatebe/12/11/2017)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H