Mohon tunggu...
Heru Tri Budi
Heru Tri Budi Mohon Tunggu... Pemuka Agama - pemerhati kesehatan jiwa dan keluarga

Teman sharing keluarga dalam obrolan seputar kesehatan emosional, spiritual, relasional dalam keluarga

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Hari Esok Milik Siapa?

8 November 2017   23:53 Diperbarui: 13 November 2017   11:01 1538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(HERU TRI BUDI/RESTORASI JIWA).

Orang yang sedang jatuh cinta akan berkata: "Hari esok milik kita berdua."

Orang yang sedang patah hati akan berkata: "Hari esok bukan milikku."

Orang yang sedang diambang perceraian akan berkata: "Hari esokku telah berantakan."

Orang yang sedang dapat promosi akan berkata: "Hari esok terlihat cerah."

Orang yang sedang di-PHK akan berkata: "Aku tidak punya hari esok."

Orang yang didera dengan banyak kesusahan akan berkata: "Memikirkan hari esok itu menakutkan."

Orang yang menikmati kelimpahan harta akan berkata: "Tidak perlu takut dengan hari esok."

Ada banyak ragam pendapat orang tentang hari esok: ada yang optimis dan ada yang pesimis, ada yang positif dan ada yang negatif. Demikian pula ada yang penuh ketakutan dan ada juga yang penuh keberanian, ada yang putus asa dan ada yang penuh pengharapan. Tetapi ada satu pendapat yang bodoh yang harus kita singkirkan, yaitu: tidak perlu memikirkannya. Yah, kebodohan dalam hidup adalah ketika kita merasa tidak perlu memikirkan tentang hari esok.

Sejarah telah membuktikan bagaimana tokoh-tokoh dunia yang berpengaruh memiliki latar belakang dan pengalaman yang sulit. Ada banyak kegagalan dan kesalahan yang mereka lakukan, tetapi yang membuat mereka berhasil adalah: karena mereka tidak mau menyerah dengan keadaan. Mereka bangkit, bangkit dan bangkit lagi untuk meraih apa yang mereka impikan. Sebagai contoh misalnya: Thomas Alfa Edison mengalami kegagalan ribuan kali tetapi ia tidak mau menyerah dengan kegagalan tetapi menggunakan kegagalan sebagai proses belajar, maka akhirnya ia berhasil membuat penemuan yang sangat berpengaruh bagi peradaban manusia hingga saat ini dan kita bisa menikmati  terangnya lampu listrik.

Orang bijaksana akan memikirkan hari esok dengan bijak bukan dengan ketakutan. Bagaimana kita melihat hari esok dengan penuh kebijaksanaan? Ada enam tips yang bisa membawa Anda kepada hari esok yang penuh pengharapan.

Hiduplah untuk hari ini. Seringkali seseorang bermimpi tentang masa depannya tetapi melupakan, bahwa ia sedang hidup di saat ini. Bahkan ada orang yang berbangga diri tentang apa yang belum terjadi tetapi tidak bertanggung jawab di saat ini. Janganlah memuji diri karena esok hari, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi hari itu.

Terbukalah terhadap nasihat. Orang bijak akan memperhatikan amsal raja Salomo ini: "Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan."Sharing dan konsultasi adalah proses yang sehat untuk menjalani kehidupan yang bahagia dan berhasil. Orang bodoh adalah orang yang merasa dirinya pintar dan menolak nasihat, tetapi orang pintar adalah orang yang menyadari kekurangannya dan terbuka terhadap masukan dan nasihat orang lain.

Apapun yang terjadi percayalah, bahwa masih ada masa depan yang lebih baik.Tanamkan keyakian di dalam jiwa kita: Karena masa depan sungguh ada, dan harapanku tidak akan hilang. Seringkali keyakinan kita tergantung situasi dan kondisi. Ketika kita mengalami situasi yang sulit dan tidak menyenangkan, harapan kita menjadi sirna dan kita pikir masa depan kitapun ikut sirna. Keyakian, bahwa kita masih memiliki masa depan (hari esok) akan memberikan energi positif dalam diri kita untuk bangkit dan berjuang memperbaiki nasib.

Jangan biarkan masa lalu mengikat hidup Anda. Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datang pun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya. Maksud kata-kata hikmat ini adalah: masa lalu itu sudah tidak kita miliki lagi dan masa depan itu belum menjadi milik kita saat ini. Terikat dengan masa lalu akan melukai dan merusak jiwa kita sehingga hidup kita akan digerakkan oleh kemarahan, kesombongan dan emosi-emosi negatif lainnya. Mimpi tentang masa depan juga tidak boleh membuat kita mengabaikan realita untuk menjalani hari ini dengan penuh tanggung jawab.

Lihatlah kesulitan hidup sebagai bagian untuk meraih hari esok yang lebih baik. Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang ini pun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya. Kesulitan dan masalah hidup yang kita alami merupakan batu pijakan untuk melangkah ke masa depan sebagaimana halnya dengan keberhasilan dan kenikmatan hidup. Ketika kesulitan berhasil mengalahkan kita maka kita akan berhenti melangkah atau bahkan merusak jalan hidup kita sendiri.

Percayalah, bahwa Tuhan memiliki rencana yang baik dalam hidupmu. Anda terlahir bukan sebagai pecundang, tetapi pemenang. Tuhanlah yang memiliki kedaulatan atas kelahiran Anda. Tidak peduli siapa orang tua kita dan bagaimana kita dilahirkan atau dibesarkan, percayalah bahwa Tuhan mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Nya mengenai kita, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepada kita hari depan yang penuh harapan. Keyakinan iman yang seperti ini akan menjadi landasan yang kokoh untuk bisa bertahan melewati badai dan gelombang kehidupan sehingga kita bisa meraih masa depan yang gilang-gemilang.

 Dari enam tips tadi kita bisa meringkasnya menjadi tiga, yaitu: landasilah hidupmu dengan keyakinan iman kepada Tuhan yang memiliki rencana masa depan yang baik bagimu. Kedua, bebaskan dirimu dari masa lalu dan biarlah masa depan mengarahkan hidupmu. Ketiga,  hiduplah di masa kini, ambil tanggung jawabmu, bekerjalah dengan baik dan nikmatilah apa yang ada. Kiranya bisa bermanfaat untuk Anda semua. (hatebe/8/11/2017)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun