Malam mabuk kepayang, tak ketulungan.Â
Ketika semua diam.Â
Bahkan nyanyian serangga pun hilang.Â
Hanya kesunyian menunggu datangnya bulan.Â
Semakin dingin semakin menepi suara hati ini.Â
Menggigil dalam dekapan angin malam.Â
Lalu kurebahkan segala penat kerinduan yang semakin berat.
Rindu pada anak, cucu yang jauh dari tatapan mata.Â
Sampai jarum jam berdetak keseratus kali dan kokok ayam memecah pagi.
Juga tak kutemukan arti sejatinya kerinduan
Dan malampun merayap pelan, dalam kegelisahan.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!