Mohon tunggu...
Heru Sudrajat
Heru Sudrajat Mohon Tunggu... Wiraswasta - pernah menjadi PNS di Disnaker Propinsi Jambi dan pernah bekerja di Harian Sriwijaya Pos Palembang

Pernah bekerja diharian Sriwijaya Pos Palembang sebagai wartawan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Malam Jadi Tersipu

28 Agustus 2018   20:49 Diperbarui: 28 Agustus 2018   21:12 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam jadi tersipu malu. Saat gerimis membagi kata-kata mesra, tanpa takut basah kau melangkah.

Lalu kau cumbui bayang-bayang sepi, diantara warna samar-samar dibalik gemerlapnya bintang gemintang. Yang menyilaukan kegalauan malam ini.

Begitu angkuhnya malam membelai rambut, tanpa senyuman, mengusap perjalanan lama. Sesak dada ingat waktu itu, yang penuh wangi bunga dan kata-kata keramat terasa nikmat.

Saat ini semua berubah, keindahan bulan lama-lama sirna ditelan raksasa. Gelap jagad ini seperti kegelapan bathinmu yang penuh curiga dan selalu membuka lembaran lama. Yang dulu pernah kau rasakan keindahan itu. 

Seperti janji-janji yang tertulis dilangit-langit malam, tak akan terhapus sampai kulit berkeriput dan rambut  memutih. 

Kenapa kau telanjangi jiwamu, hanya hasrat ingin kembali, sampai malam tersipu sembunyi diantara ketidak pastiyan dalam memburu mimpi.

***

Sungailiat, 

Bangka akhir agustus 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun