Mohon tunggu...
Heru Sudrajat
Heru Sudrajat Mohon Tunggu... Wiraswasta - pernah menjadi PNS di Disnaker Propinsi Jambi dan pernah bekerja di Harian Sriwijaya Pos Palembang

Pernah bekerja diharian Sriwijaya Pos Palembang sebagai wartawan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kabar dari Seberang. Bangka dalam Pusaran Penambang

22 April 2018   22:19 Diperbarui: 22 April 2018   22:24 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara Kabupaten Bangka, tak lepas dari hasil timah dan juga pantai-pantainya yang indah. Namun sampai saat ini pemerintah tetap belum mampu menghadapi ulah penambang liar yang terus menerus menggerus lingkungan. Dan muaranya alam daerah ini babak belur, susah untuk dikembalikan seperti semula.

Dampak dari penambangan, pantai-pantai indah yang ada, merana tak tertata dengan baik. Hal itulah yang membuat dinas pariwisata tak berkutik kebingungan dalam melangkah. Seperti yang dikatakan Kepala Dinas Pariwisata Bangka, Asep Setiawan, sepertinya susah membangun pariwisata didaerah ini sebelum ada batasan zona-zona yang sudah ditentukan. Zona pariwisata dan zona penambangan. 

Jadi selama belum ada kepastian batasan wilayah yang jelas, susah untuk memajukan pariwisata,"Disatu sisi ingin menata obyek tempat wisata dan disisi lain penambangan marak. Benturan itu yang membuat pariwisata kita tidak maju-maju. Padahal sektor pariwisata sangat menjanjikan untuk mengangkat citra daerah ini ke tingkat dunia,"tutur Asep Setiawan.

Namun lepas dari itu semua, sebagai  warga pendatang yang baru 18 tahun tinggal di Bangka, tentunya hanya bisa mengurut dada. Karena tak ada yang bisa disalahkan terkait maraknya penambang tanpa izin. Toh tanpa ada kegiatan penambangan ekonomi pasar sepi dan rakyat banyak tak menentu kehidupannya. Semua kembali pada pemimpin yang ada didaerah ini, untuk menciptakan lapangan kerja dengan mengalihkan kegiatan kesektor lain. Seharusnya itu yang harus dilakukan  bupati dan dinas-dinas terkait. Namun ironisnya petinggi-petinggi didaerah ini ikut bermain dalam penambangan. Apa boleh buat, semua sudah terjadi dan tidak mungkin bisa kembali. 

Untuk itu persoalan yang mendasar bagaimana upaya merobah  pemikiran warga masyarakat untuk tidak terlalu menggantungkan hidup dari timah. Kemudian juga pemerintah setempat tegas dalam mengambil keputusan. Jangan sampai didepan bicara tegas melarang penambangan, tapi di belakang bermain mata dengan penambang serta pengusaha. 

Tentunya diharapkan orang-orang Bangka yang hidup diluar Pulau Bangka juga harus ikut memberi saran agar kedepan Bangka lebih maju dan bukan alamnya lebih rusak parah. Untuk itu kita tantang juga perantau dari Bangka untuk membantu memecahkan peroalan, tanpa menambang Bangka bisa maju  dan rakyatnya sejahtera. Jangan sudah enak di luar Bangka lupa dengan kampung halamannya. (heru sudrajat)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun