Semestinya kita tatap malam.
Lewat suara hati yang paling dalam.
Tanpa harus berpura-pura.
Dalam merenung dikeheningan.
Sebab malam tak akan berubah.
Dan selalu datang memberi salam.
Saat jiwa kita tertekan kehidupan.
Malam memberi ruang.
Yang membentang luas.
Menuntun kita dalam kelelahan melangkah.
Tanpa kata-kata, hanya isyarat.
Agar kita istirahat dan tidak berbuat jahat.
Kegelapan malam bukan untuk berkianat.
Tapi untuk mensyukuri apa yang kita dapat.
Setelah seharian mengelilingi waktu.
Malam juga memberi peluang untuk apapun.
Yang kadang tak memberi ampun.
Semua berpulang pada diri kita.
Untuk membaca kejujuran malam.
Dengan segala kelemahan kehidupan.
Yang susah kita tangkap maknanya.
Meski berulang kali.
Berdoa.
Sungailiat, April 2018