Mohon tunggu...
Heru Riswan
Heru Riswan Mohon Tunggu... Hoteliers - just a simple with complicated dream

orang yang akan pergi bersama angin,,calon seorang sosiolog. mantan barista

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Donna Donna dan Makna Mendalam tentang Pilihan

7 April 2020   19:35 Diperbarui: 14 Juni 2021   08:57 17238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertama kali mendengarkan lagu Donna Donna yang di nyanyikan penyanyi terkenal  dari amerika Joan Baez saya langsung suka dan sedikit merinding, irama nya yang cukup dark namun memiliki arti yang sangat dalam menyihir siapa pun yang mendengarkan lagu yang sudah di nyanyikan bahkan sebelum Joan Baez mempopulerkan lagu ini keseluruh dunia.  

Karena rasa penasaran saya akan makna lagu yang menjadi salah satu lagu yang paling di sukai mendiang Soe Hok Gie dan tentu menjadi salah satu lagu soundtrack di film GIE ini, saya membuat sebuah rangkuman sederhana akan makna dan sejarah di balik lagu Donna Donna ini.

Dona dona, tau yang banyak di kenal dengan pengejaan Donna, Donna ini merupakan sebuah lagu yang menggambarkan teriakan seekor anak sapi yang terkekang diatas kereta yang akan membawanya ke tempat pembantaian, konon sang penulis menganalogikan dirinya sebagai anak sapi yang akan di bantai oleh NAZI yang sedang berjaya di jerman kala itu.  

Lagu ini sendiri di tulis oleh seorang Shalom Secunda seorang komposer amerika keturunan yahudi ukraina dan Aaron Zeitlin anak dari seorang penulis dan sastrawan besar yahudi Hillel Zeitlin.  

Baca juga: Tafsir Lagu Frank Sinartha:"Fly To The Moon"

Lagu Donna Donna sendiri mereka ciptakan pada tahun 1941 dengan judul asli Dana Dana yang di tulis menggunakan bahasa yiddi atau yiddish sebuah bahasa Germanik yang di tuturkan oleh umat yahudi eropa timur dan juga di sebut sebagai bahasa Jerman-Yahudi.  

Pada pertengahan tahun 1950 an Arthur Keeves dan Teddi Scwartz menterjemahkan lagu ini kedalam bahasa inggris, pada tahun 1960 Penyanyi Joan Baez menyanyikan lagu ini, dengan judul Donna Donna yang awal nya Dona Dona. 

Versi indonesia sendiri lebih terkenal di bawakan oleh Ira (Sita Nursanti) salah satu pemeran film GIE sambil memetik gitar pada adegan di sebuah malam pentas seni.

genius.com
genius.com
Lagu ini syarat akan kondisi di jerman saat itu, dimana pembantaian akan kaun yahudi sangat gencar dilakukan oleh tentara NAZI, ribuan orang banyak di bawa ke kamp konsentrasi untuk di bunuh secara keji, seperti domba yang akan di seret untuk di bantai seperti lirik di lagu ini.  

Secara garis besar lagu ini menggambarkan akan makna sebuah kebebasan, tentang hak menentukan pilihan, tentang keharusan kita untuk bergerak, bagaimana kita mendapatkan kebahagian di tengah derita, bukan untuk menyerah

Pada Penggalan Lirik di bait pertama menggambarkan seeokor anak sapi yang sedang dalam perjalanan menuju tempat pembantaian dan anak anak sapi tersebut memiliki mata yang berduka, jauh tinggi diatas sapi tersebut terbang bebas seeokor burung walet yang mengepakan sayap nya cepat ke angkasa.  

Baca juga: Melirik Makna Lagu Lathi, Karya Weird Genius

Di penggalan tersebut kita dapat menyimpulkan sebuah analogi ketidak adilan anatara anak sapi yang di analogikan sebagai kelemahan dan tanpa kekuatan menerima takdir untuk di bantai dan burung walet yang memiliki kekuatan serta kebebasan. 

Di bait kedua, "angin menertawakan sapi tersebut dengan sangat puas, tertawa terus sepanjang hari hingga setengah musim panas".  Ini dianalogikan kelemahan yang dimiliki anak sapi tersebut yang kemudian di tertawakan oleh lingkungannya sendiri yang semakin membuat anak sapi itu terpuruk dan ini berlangsung sangat lama dimana lingkungannya menertawakan kelemahannya.

Di bait ketiga berbunyi, "berhentilah mengeluh kata petani, siapa suruh kau jadi anak sapi.  Kenapa kau tak punya sayap dan terbang seperti burung walet".  

Dalam bait ini kita tidak diperkenankan untuk mengeluh seperti dalam kata "siapa suruh kau jadi anak sapi" yang menegaskan bahwa kita mempunyai pilihan, kita yang menentukan ingin menjadi burung walet atau anak sapi, yang menentukan kita akan bebas dan merdeka atau terikat dan lemah seperti anak sapi.   

Apa yang kita pilih adalah itu lah yang kita tentukan, ingin menjadi kuat atau lemah, terkekang atau merdeka, mudah atau susah merupakan pilihan yang kita ambil dan tentukan sendiri yang berkorelasi dengan takdir.  

"kenapa kau tak punya sayap dan terbang seperti burung walet" kata tersebut menggambarkan bahwa kita harus berusaha untuk tidak berdiam diri menerima takdir, namun harus berusaha untuk mendapat sebuah kebebasan dan menentukan pilihan.

Secara garis besar lagu ini menggambarkan akan kelemahan diri dalam menentukan pilihan yang kita ambil, terkadang tekanan memang selalu hadir bahkan dalam lingkungan kita sendiri.  

Baca juga: Makna Lagu Arirang dan Mendaki Gunung Yongmunsa di Korea

Namun kita di berikan pilihan untuk menentukan dan memperbaiki apa yang telah terjadi.  Kelemahan memang menjadi sebuah masalah yang menghalangi kita, namun bukan hanya dengan mengeluh tapi kita harus mengambil tindakan bukan hanya menerima takdir. 

Sekali lagi lagu ini memang di ciptakan kala situasi di jerman kala itu, tekanan dan kelemahan yang di terima kaum yahudi kala itu menjadi sebuah masalah besar.  

Tak sedikit korban kekejaman NAZI saat itu, ribuan bahkan jutaan orang harus meregang nyawa di kamp konsentrasi saat itu, dan lagu ini menjadi gambaran situasi saat itu dan menjadi dalam maknanya hingga saat ini.

Soe Hok Gie sangat menyukai lagu, bahkan filmnya terselip kata "Kalo kita ingin hidup bebas, kita harus belajar terbang" sama hal nya seperti makna dalam lagu Donna Donna. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun